Jejak Kecil ( Taufan )

3.6K 300 81
                                    

Disclaimer : Boboiboy milik Monsta, saya hanya meminjam karakternya. Cerita asli murni milik Author

Rate : T 13+

Genre : Fanfiction, fiksi remaja, sad, hurt/comfort,angst, family, friend, brother/sibling.

Warning : OOC, typo bertebaran, bahasa indo (ada melayu dikit).


"Hidup ini keras, tapi dengan mengambil sisi positif setiap langkah dan kisah aku yakin bisa menghadapi kejamnya dunia ini."

===

Hidup ini keras dan rumit, siapapun yang hanya diam mereka tidak akan bisa bertahan. Terkadang sebuah impian tinggi harus dibayar dengan sebuah pengorbanan.

Apa kata kataku terdengar puitis?

Hai, namaku Gempa Adinata Alreza kalian bisa memanggilku Gempa. Umurku baru menginjak usia 25 tahun, masih muda untuk seukuran pria.

Aku duduk termenung di salah satu kursi dengan pandangan mengarah ke tempat dimana bahan bahan makanan restoran atau barang tidak berguna dibuang.

Hey apa yang menarik dari tempat sampah itu? 

Mungkin orang orang akan berkata seperti itu ketika memergoki aku memandang tempat kotor, dan kumuh itu.

Aku memandang salah satu sisi itu bukan karena hal apa yang menarik dari tempat sampah itu, tapi siapa yang pernah mendatangi tempat sampah itu demi mencari sesuap nasi.

Sekali lagi aku katakan ini bukan kisahku-

"Kak Gempa!" teriak seseorang.

Aku memandang ke arah pintu yang terbuka menampakan sosok remaja berusia 12 tahun dengan pakaian seragam sekolahnya datang ke arahku dengan wajah ceria dan menggemaskan.

"Lihat kak Gempa, nilai ulanganku dapat 100!" serunya sembari menunjukan hasil ulangannya padaku.

"Wah hebat sekali dapat 100, aku bangga padamu," jawabku melihat kertas ulangan itu.

"Iya dong kak Gempa, waktu itu kak Taufan pernah bilang kalau aku belajar yang rajin pasti dapat 100," serunya namun perlahan wajahnya bertukar murung.

"Menurut kak Gempa, apa kak Taufan akan bangga padaku?" tanyanya sedikit sendu.

Beberapa detik aku terdiam menatap manik hijau itu yang perlahan menjadi sendu, iya ini adalah kisah mereka yang akan aku ceritakan pada kalian.

===

Saat itu umurku baru 21 tahun namun di usia itu aku berhasil mengembangkan usaha yang sejak kuliah selalu aku tingkatkan.

Sebuah restoran berhasil didirikan dengan usahaku sendiri, tentu saja tidak luput dari dukungan orang tua, dan teman temanku.

Sebuah restoran yang sejak kecil aku anggap hanya sebatas ekspektasi belaka kini menjadi sebuah realita nyata.

"Selamat ya nak, ibu dan ayah bangga padamu."

"Wah restoran pribadi selamat ya !"

"Kapan kapan traktir kita ya."

"Selamat ya Gempa."

Mungkin itu merupakan beberapa pujian dari orang tua serta teman temanku ketika aku berhasil membuka restoran sendiri. Ya aku sendiri bangga atas kesuksesan dari hasil kerja kerasku.

Last Hope (Oneshot Fanfiction Boboiboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang