Suara riuh dan kebisingan mulut memenuhi keadaaan kantin Fakultas Bisnis. Sendiri, berdua atau berkelompok menjadi pemandangan tiap sudut. Menikmati santapan atau menyeruput dinginnya es di siang hari, bahkan sekedar mereka datang hanya untuk berceloteh sesama kawan.
"Jadi bagaimana seleksi kemarin?" Benz bertanya kepada War melepas genggamannya dari jus jeruk di tangan.
"Belum di putuskan. Mereka bilang akan menghubungi hari ini jika diterima." War menjawab tanpa mengalihkan sedikit pun tatapan dari makan siangnya.
"Apakah kamu bertemu dengannya?" Benz mengangkat sedikit alisnya menggoda.
"..." War yang tidak memahami apa yang Benz maksud hanya memandang dengan tatapan bingung.
"Maksudku Hot Daddy. Jadi bagaimana bentuknya?"
"Bulat."
"Apa maksudmu bulat?"
"Kau tadi bertanya bentuknya, maka aku jawab."
"Gila. Maksudku bagaimana wajah dan perawakannya. Apakah begitu hot seperti yang dikatakan orang?"
"Benz, ingat kau sudah mempunyai Hot Daddy mu, Prom." Celetuk Wint disamping Benz.
Takkk
Benz memukul kepala Wint dengan sendok yang dia rebut dari tangan Prat.
"Sial, kau menggunakan sendok yang masih aku pakai untuk memukul kepala Wint yang penuh kutu."
Takkk
Prat kali ini yang mendapat pukulan dari Wint dengan sendoknya.
"Yeahh setelah lulus aku akan membuka bisnis ternak kutu dan kamu konsumen utamanya."
Hahaha..
Sontak suara tawa memenuhi meja mereka. Entah kadang mereka akan membahas sesuatu yang tak penting sama sekali.
Drrttt
DrrtttGetaran ponsel menyadarkan mereka dari candaan konyol. Mata mereka fokus pada satu titik dimana War hanya memandang ponsel yang bergetar dengan ekspresi bingung.
"Kenapa tidak kamu angkat?" Tanya Bever.
"Aku tidak mengenal nomornya."
"Mungkin Hot Daddy yang menelepon." Benz lagi-lagi berkata menyebalkan.
"Sialan kau Benz."
War akhirnya menjawab telephone tersebut. Senyum merekah dari bibir War membuat teman-temannya yakin bahwa itu kabar baik.
"Ya terima kasih. Saya akan segera kesana."
Tak hentinya War tersenyum senang. Bahkan dia menciumi layar ponsel berkali-kali. Kemudian matanya memandang teman-temannya yang memasang wajah penasaran.
"Seperti yang ada di otak busuk kalian, aku diterimaaaaa." Ucap War sembari tersenyum lebar.
Suara riuh dan ucapan selamat terlontar dari masing-masing mulut teman-teman War. Walau War merasa senang namun sebenarnya ada keraguan, karena baru kali ini ia bekerja sebagai pengasuh. Langsung ia tampik ragu itu, yang dia butuhkan adalah uang jadi akan menjalani apa yang menjadi rencananya
"Jadi kamu akan segera bersama Hot Daddy?" Sunyi, tiba-tiba keriuhan menjadi sunyi saat lagi-lagi Benz melontarkan kata laknat.
"Kenapa lagi-lagi kamu membahas itu. Apakah kamu psikot yang terobsesi dengan pria satu anak? Dan menjawab penasaranmu, aku belum pernah bertemu dengannya. Harusnya aku yang bertanya denganmu bagaimana wajah dan sifatnya. Bukankah kamu bilang dia teman Prom?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy and Babysitter || YinWar [END]
FanfictionYin Anan Wong, 28 Tahun, seorang CEO. Mempunyai gelar "Hot Daddy" dengan seorang putra. War Wanarat Ratsameerat, 22 Tahun, seorang mahasiswa tingkat akhir yang harus bekerja sebagai "Babysitter" seorang anak dari CEO. "Dilarang menggoda dan tergoda"...