"Besok pagi sekali aku akan pergi ke Hongkong."
"Berapa lama?"
"Sekitar satu minggu. Kau temani Vee di sini."
"Vee, ikut Dad." Rengek Vee.
"Vee harus sekolah, Daddy tidak ingin Vee bolos. Daddy hanya urusan bisnis"
"Tapi-" Ucapan Vee terhenti ketika melihat tatapan tak terbantahkan Yin. Akhirnya Vee hanya mengangguk tak ikhlas.
Mereka telah selesai makan malam buatan War. Sekarang entah bagaimana, urusan masak menjadi kegiatan War. War hanya tak ingin sekedar menemani Vee saja, itu terasa membosankan.
"Kau bersiaplah."
"Bersiap untuk apa?" Bingung War.
"Ke kondo mu."
"Ahh benar, ini sudah malam, aku harus mengejar bus." Ingat War.
"Aku akan mengantarmu."
"Tak perlu Phi, ak-" War menggatung suara. "Iya iya, Phi tidak ingin dibantah." Akhirnya War mengalah. Saat hendak mengambil tas, Yin menghentikan lagi.
"Tinggalkan saja tasnya."
"Tapi aku harus membuat tugas di kondo."
"Bukannya aku bilang aku akan ke Hongkong dan kamu menginap di sini."
"Perginya besok, bukan hari ini."
"Ck, ada yang harus kamu lakukan. Jadi sekarang kamu harus mengambil keperluanmu untuk menginap seminggu."
"Phi! Kenapa Phi suka sekali memaksa."
"Karena aku Yin Anan Wong." Yin menunjukan seringainya.
Sesampainya mereka di kondo War, War segera turun. Namun suara di belakangnya menghentikan langkah War.
"Kamu membiarkan kami menunggu di mobil? Ck, bahkan tak ada sekedar basa-basi untuk menawari kami masuk. Apa ada yang kamu sembunyikan di dalam kondomu?" Sindir Yin.
War hanya memutar matanya malas. Bosnya sungguh penuh kejutan.
"Ya sudah tinggal ikuti saja." Malas War.
Yin melangkah di samping War dengan menggandeng Vee di antara mereka.
Saat memasuki Kondo War, Yin mengedarkan pandangannya menelusuri setiap sudut. Yin merasa biasa saja tidak ada yang istimewa kecuali gitar di samping sofa. Walau Yin tidak pernah tinggal di tempat seperti ini, tapi dia memahami inilah gaya tempat tinggal pelajar atau mahasiswa pada umumnya di Thailand.
Yin dan Vee duduk di satu-satunya sofa yang ada, sedangkan War segera mengambil kopernya untuk mengemas barang-barang yang diperlukan.
Kreettt...
Suara pintu terbuka dari arah kamar mandi. Sontak Yin melototkan matanya karena dia melihat seorang pria dengan handuk yang melilit dipinggangnya tanpa atasan keluar dari kamar mandi. Kemudian pria itu merangkul pundak War tanpa beban. Pria itu tidak tahu kalau ada tamu di tempat ini. Yakinlah kalian, Yin sedang tidak dalam mode terpesona melihat pria itu bertelanjang dada.
"Yo War kamu sudah pulang. Lalu kenapa kamu mengemas kopermu?" Pria tersebut bertanya.
"Bosku akan pergi ke Hongkong, jadi aku kan menginap menemani anaknya." Jawab War tanpa perlu melepas rangkulan temannya.
"Phi, dia siapa?" Suara Vee membuat semua mata menatapnya.
Yin membatin bahwa pertanyaan Vee telah mewakilinya. Pria tersebut sontak melepas rangkulan War dan terkejut akan kehadiran orang lain. Sedang War terlihat biasa saja tanpa tahu suasana yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy and Babysitter || YinWar [END]
FanfictionYin Anan Wong, 28 Tahun, seorang CEO. Mempunyai gelar "Hot Daddy" dengan seorang putra. War Wanarat Ratsameerat, 22 Tahun, seorang mahasiswa tingkat akhir yang harus bekerja sebagai "Babysitter" seorang anak dari CEO. "Dilarang menggoda dan tergoda"...