Perlahan-lahan mata War terbuka. Ada berkas cahaya yang yang menerobos kaca jendela. Tangannya bergerak mengucek mata hendak menyesuaikan. Tubuhnya menggeliat mencari kenyamanan.
War bangkit dengan kepala berdenyut. Memijat pelan pelipis berusaha mengurangi kesakitan. Matanya mendelik melihat jam di nakas. Sial, hari telah terlalu siang.
Berjalan menuju dapur. Hendak meneguk segelas air mineral menghilangkan dahaga. Namun retinanya menangkap selebaran di atas meja.
'Makanlah buburnya dan kemudian minum obat penghilang pengar. Aku dan Vee sudah berangkat."
Melihat bubur yang sudah mendingin di atas meja. Disampingnya ada obat penghilang pengar. War tersenyum tipis, karena setidaknya Yin masih memperhatikan War saat mabuk.
Ketika memakan bubur yang sudah War panaskan kembali. Rol film tadi malam saat di bar kembali berputar dalam ingatannya.
Flashback
War melihat teman-temannya sudah terkapar karena alkohol, sedang Prom dan Benz malah asik bercumbu tak tahu tempat. War bangkit dari kursi dengan sempoyongan guna membuang hasrat kecilnya. Setelah selesai dari kamar mandi, War yang memang terlalu mabuk harus berjalan memegang tembok.
"War kau baik-baik saja?" Suara pria yang tidak begitu War hafal menanyakan keadaan War.
War hanya membulatkan ibu jari dan telunjuknya pertanda oke. Namun jawaban War tidak sesuai nyatanya. Lihat War bahkan untuk berdiri saja susah.
Pria asing tersebut akhirnya mencoba membantu War untuk berjalan. Memegang lengan War agar dapat berdiri. Tapi War menampik bantuan tersebut.
"Aku bilang aku baik-baik saja." Rancau War.
"Aku hanya ingin membantumu." Ngotot pria tersebut.
"Aku bisa sendiri."
"WAR!!" Keras suara pria tersebut. "Tidakkah kamu memberiku kesempatan? Sudah lama aku menyukaimu dan aku sudah mengungkapkan padamu."
War yang diajak bicara tak menanggapi apapun. Pusing karena efek alkohol membuatnya tak konsen dengan apapun.
Pria tersebut yang merasa diabaikan, kesalnya memuncak. Dia mendekati War dan mencengkram rahang War keras.
"Begitu tidak sukanya kamu denganku? Baik, aku akan menggunakan cara apapun agar kamu menjadi milikku."
Memajukan kepala hendak mencium War. War yang tahu ada bahaya memberontak mencoba terlepas dari bajingan di depannya. Menutup mulut rapat-rapat, kepalanya menghindari ke kanan ke kiri, dan tangannya mendorong kuat bahu pria tersebut agar menjauh. Namun tubuhnya yang lemah seperti tak berdampak apapun.
Sampai seseorang datang dan menghantam wajah pria tersebut. War tidak mengingat kejadian setelahnya, dia hampir pingsan. Hanya wajah seseorang yang sangat dia kenal yang War ingat ada di depannya.
"Phi?! Kau datang?"
"Phi, ngantuk."
Hilang semua kesadaran War.
End Flashback
War mengenyahkan kilatan kejadian tadi malam. Mungkin dia akan bertanya ke Yin apa yang terjadi setelahnya.
Beruntung hari ini War tidak ada janji dengan profesornya. Jadi dia akan ke kampus mencari buku di perpustakan. Kemudian bertanya dengan teman-temannya barangkali tahu apa yang terjadi saat dia pingsan.
.
.
.
~oOo~
.
.
.War datang dengan menggunakan mobil Yin. Sejak War turun dan berpapasan dengan beberapa orang, entah hanya perasaan War atau bagaimana, mata orang-orang seperti sedang membicarakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy and Babysitter || YinWar [END]
FanfictionYin Anan Wong, 28 Tahun, seorang CEO. Mempunyai gelar "Hot Daddy" dengan seorang putra. War Wanarat Ratsameerat, 22 Tahun, seorang mahasiswa tingkat akhir yang harus bekerja sebagai "Babysitter" seorang anak dari CEO. "Dilarang menggoda dan tergoda"...