Original Bab 19
Suara Hati Calon Istri.
(Jangan lupa play lagunya 😉)~oOo~
Matahari tepat di ujung kepala. Panasnya menyengat semesta. Debu jalanan berkeliaran di udara. Menambah sesak pada sukma.
War menyetir mobil membelah jalanan Ibu kota. Namun fokusnya masih tak karuan. Suara ponsel terus bergetar. Entah pemberitahuan apa saja yang masuk ke dalamnya.
Masih teringat berita teratas beberapa pekan ini. Tentang sebuah kencan pasangan yang sedang digandrungi. Tentu panasnya hari tidak seberapa dengan panasnya hati. Perasaan tak terima dan cemburu tak terdandingi.
Berhenti di parkiran perusahan Wongwei Group Thailand. War turun dengan membawa tumpukan kotak makan siang. Vee yang masih mengenakan seragam sekolahnya menggandeng tangan War menuju ke dalam gedung.
Orang-orang di sana awalnya tidak begitu memperhatikan siapa yang datang. Namun ketika tahu anak kecil yang digandeng pria dewasa, mereka memberikan penghormatan. Beberapa orang bertugas mengantar War dan Vee menuju lift khusus keluarga Wong.
Saat penjaga hendak membukakan lift dengan kartu khusus, War lebih dulu menempatkan telapak tangannya pada tempat sensor tangan. Yang melihat tentu heran, karena tidak sembarang orang dapat mengakses dengan telapak tangan jika bukan dari keluarga Wong. bahkan Direktur mereka, Prom saja hanya menggunakan kartu khusus.
Sampai pada lantai khusus Presdir dan tempat rapat, sekretaris Yin memberikan wai menyambut mereka. Bukan karena War yang ia kenal, tapi Vee yang tak asing lagi.
"Maaf Presdir Wong masih ada tamu, mungkin Anda bisa menunggu."
"Siapa? Phi Prom?"
"Bukan, model untuk promosi apartement terbaru. Sepertinya mereka tidak bisa untuk di ganggu." Sekretaris Yin berbicara dengan senyum malu.
War tidak mengindahkan larangan sekretaris itu. Ubun-ubunnya siap lepas dari kepala. War menggandeng Vee menuju dimana Yin berada.
"Khun, mohon untuk bisa menunggu." Cegah sekretaris Yin.
"Ini anaknya bukan orang lain, sedang yang di dalam itu orang asing. Anda melarang anaknya masuk?"
Sekretaris Yin menunduk maaf. War sudah tidak peduli, dia membuka kenop pintu cukup pelan. Takut prasangkanya tidak sesuai dengan kenyataan.
Bola mata War melotot nyaris keluar. Rahangnya mengeras. Giginya bergemeletuk menahan amarah.
"Apa Anda tidak punya sopan santun dengan tidak mengetuk pintu?" Yin yang sedang membaca dokumen melemparkan keras ke atas meja. Matanya tidak memandang ke arah orang yang di ajak bicara.
"Maaf, kita mengganggu kemesraan kalian."
Deg
Suara itu sangat Yin kenal. Yin mendongak melihat siapa yang bicara kini. Suara War begitu dingin nan datar. Wajah War terlukis marah dan tersakiti.
Brengsek! Yin memaki diri. Harusnya dia melihat dulu siapa yang datang baru bersuara.
War segera keluar dari ruangan yang telah menyakiti. Ini pertama kali War ke perusahaan Yin. Tapi apa yang didapat, dia disambut Yin dengan seorang wanita berdua dalam ruangan. Wanita itu memijat bahu Yin dari arah belakang. Bahkan Yin tidak menolak dan nyaman saja melanjutkan pekerjaannya. Sialnya Yin membentak siapa saja yang masuk mengganggunya. Dan War lah yang Yin bentak.
War masuk ke lift khusus. Air matanya sudah tidak bisa dibendung. Vee memeluk kaki War berusaha menenangkan. Namun sayangnya itu semakin menyakitkan.
Kilas balik tentang berita akhir-akhir ini. Aktris sekaligus model, Nene sedang digosipkan menjalin hubungan dengan Yin. Beberapa foto yang Nene unggah benambah spekulasi masyarakat. Saat Yin pergi ke Hongkong, Nene juga mengunggah fotonya di Hongkong. Foto di gedung tempat tinggal Yin. Di perusahaan Yin. Beberapa acara yang Yin juga hadiri, dan masih banyak foto lainnya. Masyarakat menghubungkan foto tersebut sebagai bukti kencan mereka yang dirahasiakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy and Babysitter || YinWar [END]
Fiksi PenggemarYin Anan Wong, 28 Tahun, seorang CEO. Mempunyai gelar "Hot Daddy" dengan seorang putra. War Wanarat Ratsameerat, 22 Tahun, seorang mahasiswa tingkat akhir yang harus bekerja sebagai "Babysitter" seorang anak dari CEO. "Dilarang menggoda dan tergoda"...