◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
𝖘𝖙𝖗𝖆𝖜𝖇𝖊𝖗𝖗𝖞 𝖆𝖓𝖉 𝖈𝖎𝖌𝖆𝖗𝖊𝖙𝖙𝖊𝖘
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
ⁱᵗ'ˢ ᵃᵇᵒᵘᵗ ʳᵘⁿ ᵒʳ ᵈᵉᵃᵈ
ꜱᴛᴀʀᴛᴇᴅ.
•••
Semenjak pengakuan Asen satu minggu yang lalu, entah kenapa Rein merasa ucapan terima kasih yang ia sampaikan padanya tidaklah cukup. Entahlah, keinginan untuk berbicara dengan cowok sedingin es itu begitu menggebu-gebu didalam hatinya. Percayalah, ini bukan genit atau apapun. Ia hanya ingin menjalin pertemanan dengan cowok itu, ya meskipun mereka adalah teman sekelas.
Aneh sekali bukan, Asen tidak akan terlihat di kelas ataupun di kantin ketika jam istirahat datang. Cowok itu seakan lenyap begitu saja. Tidak ada satupun teman sekelasnya yang bersama dia atau setidaknya satu teman lelaki yang dekat dengan dia. Jika dipikir-pikir hal itu sungguh sangat aneh. Mungkin aja dia punya rahasia gitu. Beberapa kali Rein mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak terlalu penasaran dengan Asen, karena ia sendiri tahu batasannya.
" Hari ini gue mau nginep di rumah, Bayu " ujar seseorang yang baru datang ke arah mejanya.
Rein dan Juan sedang ada di kantin sekitar lima menit yang lalu. Mereka menikmati makan siang seperti biasa sebelum mendapatkan materi pelajaran kembali.
Kalau yang baru datang itu Rean. Dia adalah adik Rein. Mereka lahir di tanggal, tahun dan bulan yang sama. Atau istilah nya adik kembar.
" Oke " jawab Rein singkat lalu kembali menyantap bakso pesannya. Rean langsung pergi setelah mengatakannya.
Rein dan Rean hanya tinggal berdua di sebuah apartemen yang di sewa oleh orang tuanya. Mereka belajar hidup mandiri setelah lulus dari SMP. Kedua orangtuanya berada di Australia, tempat kelahiran mereka. Awalnya memang susah, ketika mereka berdua harus hidup tanpa kedua orang tua yang hanya mengawasi mereka dari jauh. Tapi hal itu hanya berlaku sebentar saja. Rein dan Rean saling membantu, agar mereka bisa hidup dengan nyaman. Bak sibling goals, mereka tidak pernah sungkan mempertontonkan ke kompakan mereka sebagai saudara didepan orang lain.
" Gue lihat-lihat si Bayu ini anaknya agak gak bener deh, Re " ujar Juan sambil menikmati makanannya.
" Yaelah Ju, Rean juga udah gede lagi. Dia juga tahulah mana yang baik buat dia sama enggak. Gue kenal betul sama adek gue " jawab Rein dengan santai. Rein tahu adiknya itu tidaklah bodoh dan ia bersyukur, selain punya wajah yang tampan Rean also has a brain.
" Iya sih. Tapi emang lo gak takut kalo misal dia terjerumus gitu? Kan dia cowok tuh, temennya juga kadang gak di saring. Yang penting asik yaudah temenan. Bonyok lo kan juga jauh "
KAMU SEDANG MEMBACA
SAC
Fanfiction[ PRIVATE ACAK ; FOLLOW DULU ] ❝ I said don't touch her! Are you fucking deaf? ❞