Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Rein menatap Marco dengan mata memincing ketika mendapati cowok itu berlari tergesa-gesa kearahnya dan juga Nina. Gadis itu semakin dibuat bingung ketika tidak mendapati Asen bersama dengan Marco.
" Where is Asen? " Tanya Rein sambil menengok kiri kanan untuk mencari keberadaan cowok itu.
Rein semakin dibuat khawatir ketika Marco tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
" Asen mana Co? " Tanya Rein dengan suara yang mulai bergetar.
Pikiran-pikiran negatif pun seketika menyeruak kedalam pikirannya dengan cepat. Tidak-tidak, Asen tidak mungkin ketahuan anak buahnya Jasper.
" Are you deaf? Answer my fucking question! " Bentak Rein sambil mencengkram bahu Marco.
Nina yang melihat tatapan Marco berubah menjadi sedih pun seketika lemas.
" Co... " Nina menatap Marco dengan pertanyaan yang sama.
Bukannya menjawab pertanyaan Rein ataupun Nina, Marco justru dengan cepat menarik tangan kekasihnya itu untuk menjauh.
" Where we going? " Tanya Nina sambil menatap Marco dengan bingung.
Rein yang diabaikan oleh Marco pun menjadi semakin marah. Bagaimana Marco bisa bersikap seperti ini kepadanya dengan mengabaikan pertanyaan yang begitu penting bagi Rein.
" Why?! " Kata Rein dengan berteriak yang membuat Marco menghentikan langkahnya.
Rein berjalan mendekat dengan kedua tangan mengepal sempurna. " Asen masih disana, kenapa kita harus pergi?! "
" We should go "
" But why? "
Marco menghela nafas panjang. Kini harapan satu-satunya adalah Diego. Marco berharap Diego segera datang untuk menjemput Asen yang sudah tidak berdaya.
