◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
𝖘𝖙𝖗𝖆𝖜𝖇𝖊𝖗𝖗𝖞 𝖆𝖓𝖉 𝖈𝖎𝖌𝖆𝖗𝖊𝖙𝖙𝖊𝖘
◈ ━━━━━━ ⸙ ━━━━━━ ◈
ⁱᵗ'ˢ ᵃᵇᵒᵘᵗ ʳᵘⁿ ᵒʳ ᵈᵉᵃᵈ
ᴘʀᴏʙᴀʙʟʏ, ᴛʜᴇ ᴛᴀꜱᴛᴇ ꜱɪᴍɪʟᴀʀ ʟɪᴋᴇ ʏᴏᴜ.
•••
Seminggu berlalu dengan lancar. Tidak ada hambatan atau kata-kata protes dari Asen mengenai aturan belajar yang diberikan Rein.
Jika dipikir-pikir cowok itu cukup friendly. Sifat dinginnya berangsur menghilang. Rein cukup beruntung karena partner nya itu bisa di ajak kompromi. Sedikit, Asen kadang sedikit protes dan tidak setuju, hal itu berlaku hanya di awal saja.
Siang itu sebelum pelajaran terakhir berlangsung, Rein berjalan menuju rooftop untuk mencari keberadaan Asen. Hanya informasi saja, mereka memutuskan tidak berinteraksi di dalam kelas dan memilih diam-diam berbicara seperti ini. Bahkan Juan yang merupakan satu-satunya teman dekat Rein tidak mengetahui jika ia sedang ditugaskan untuk menjadi partner belajar seseorang.
Itu dia. Seperti hal nya wajib, Asen tidak pernah absen untuk merokok. Benda lonjong kecil itu bagaimana candu baginya. Dan di setiap kesempatan tidak pernah ia lewatkan untuk menikmatinya.
" Kenapa? " tanya Asen tanpa menoleh.
Tempat ini jarang atau bahkan tidak di jamah oleh murid lain kecuali jika mereka akan mengambil bangku-bangku baru di ruangan ujung. Jadi tidak heran jika Asen langsung mengetahui siapa yang datang, karena hanya Rein yang sering datang kesini selain dirinya.
" Gila, 5 menit lagi Mrs. Yunita bakal dateng ke kelas, dan lo masih leha-leha nikmatin racun cilik itu? " Cibir Rein. Asen menahan tawanya ketika Rein menyebut rokok as racun cilik. Tidak apa-apa, hanya terdengar lucu dan manusiawi.
Cowok itu berbalik lalu menyadarkan punggungnya pada pembatas tembok. Jika seperti ini, kadar ketampanan Asen semakin bertambah karena tiupan angin yang membuat rambutnya menari ke sana kemari.
" Dan kenapa lo juga disini? " Asen membuang puntung rokoknya asal sambil memperhatikan Rein yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
Gadis ini sedang melamun. Memperhatikan dirinya?
" Everything okay? " tanya Asen menyadarkan Rein.
Gadis itu tersadar dari lamunannya lalu menggeleng kuat. Bisa-bisanya ia memikirkan ketampanan seseorang disaat seperti ini.
" Ya. I mean, of course ya " jawab Rein kemudian berdehem.
Rasanya ia ingin mengubur dirinya sendiri. Sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAC
Fanfic[ PRIVATE ACAK ; FOLLOW DULU ] ❝ I said don't touch her! Are you fucking deaf? ❞