01. All About Cunning

899 119 53
                                    

Serius loh cerita ini aku garap abis which lie selesai. Tapi, kalau ramai sesuai apa yang aku pengen, mungkin bisa aku up" terus juga. Cerita ini gak akan sampai 30 part. Aku bikin cuma 25 part mentok soalnya per partnya aku bikin sampai 2500 kata.

Sekali lagi, kalau ramai loh ya!

Selamat membaca💜

.

.

.

.


Semenjak meneguk teh pemberian Jimin, Jisa merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya. Sekujur tubuhnya panas, namun bukan masuk dalam kategori penyakit demam yang biasa menyerang. Panas disini sangat berbeda, rasanya mirip terbakar. Terlebih pusat tubuhnya berkedut luar biasa, seperti menginginkan sebuah—sentuhan?

Jisa tidak sebodoh itu untuk menyadari ada hal ganjil di sini. Pasti Jimin memasukkan sesuatu ke dalam minumannya. Obat perangsang misalnya.

Satu hal yang baru Jisa ketahui, Jimin pandai sekali menyembunyikan wajah aslinya. Menutupi perangainya yang masuk jajaran pria kelewat bajingan.

Alasan itulah yang membuat Jisa menatap Jimin dengan penuh kebencian. Jimin membawanya ke apartemen milik pria itu, tergolong mewah untuk ukuran seseorang yang hanya bekerja sebagai dosen. Namun, Jisa tidak peduli, sebab otaknya sedang tak mampu ia gunakan dengan baik, terlampau fokus pada rasa sakit yang menguasai.

"Aku tidak menyangka kau adalah pria brengsek yang licik. Kau telah merencanakan ini semua!" Jisa masih mencoba bertahan untuk tidak menyerah pada Jimin sekalipun ia benar-benar takut. Tidak ada cara apa pun untuk bisa melarikan diri. Satu-satunya cara adalah tetap menjaga jarak, meskipun mustahil untuk Jimin tidak menarik paksa dirinya.

"Dengat sangat terpaksa, aku menggunakan cara kotor ini untuk mendapatkanmu. Kalau kau tidak jual mahal, mungkin aku tidak susah payah merencanakan ini semua. Ingat tidak, kau adalah wanita yang berani menolakku. Itu sangat melukai harga diriku." Jimin berhasil membuka kancing terakhir kemejanya, membuang asal kemeja itu di lantai. Kini Jisa bisa melihat tubuh kekar Jimin, otot perut yang menjadi dambaan semua wanita untuk menyentuhnya, terkecuali dirinya, Jisa tidak sudi.

"Itu karena aku tidak menyukaimu!" Jisa memekik untuk pertama kalinya. Pribadi yang selalu bersikap tenang itu untuk pertama kalinya tak mampu menahan diri. Jimin sudah teramat keterlaluan dengan menjadikan hal sepele untuk digunakan sebagai alasan menghancurkannya.

Bahkan, tak ada rasa bersalah sedikit pun. Jimin menggeleng dengan ekspresi mengejek. "Kau yakin? aku tahu kau menyukaiku. Hanya saja, kau tidak mengerti perasaanmu sendiri."

Jisa bangkit dari kursi dengan tertatih. Bertahan hanya beberapa detik tubuh itu tegak berdiri kemudian jatuh terduduk lagi. Keringat dingin kian membuatnya lemas. Jika seperti ini, Jisa tidak mungkin bisa lari.

Sebenarnya berapa banyak obat perangsang yang Jimin berikan?

Kenapa efeknya bisa sangat lama?

"Aku mengerti perasaanku dengan baik. Tidak mungkin aku memutuskan berkencan dengan Jungkook kalau aku tidak menyukainya."

Jungkook ya? Jimin tidak habis pikir.

"Jangan menyebut nama pria lain saat bersamaku. Aku sakit hati mendengarnya, cantik." Jimin serius dengan perkataanya. Setiap mendengar nama itu, emosi Jimin langsung tersulut.

DEAR, MY SWEETNESS HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang