Dengan berbagai cara yang boleh dikatakan licik, Park Jimin akhirnya mampu meluluhkan hati Nam Jisa dan memboyong wanita yang berstatus mahasiswinya itu menuju pelaminan.
Park Jimin, seorang dosen keras dan disiplin namun juga panas, berkamuflase de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Visualisasi Nam Jisa disini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Visualisasi Dosen Park yang akhirnya menangin Jisa😂😂
Selamat hari minggu. Semoga hari kalian menyenangkan. Hari minggu enaknya nonton masterchef sambil makan mie indomie pake telor🤤. Itu versiku
Kalau kalian hari minggu ngapain?
. . . . .
Selamat membaca💜
----
Aktivitas mahasiswa yang berlalu lalang terdengar seperti dengung panjang oleh rungu. Rupa-rupa situasi menimbulkan pening jika ditilik satu per satu.
Sudah menginjak hari kedua Nam Jisa berjalan lesu seolah tak memiliki gairah di dalam tubuhnya. Ini bahkan menjadi sekian kalinya ia melewatkan kehadiran beberapa mata kuliah. Sekarang ia sudah tidak memikirkan predikat mahasiswi teladan yang bisa saja hilang jika terus berlaku abai.
"Sampai kapan kau seperti ini? Lebih baik kau tidak usah kuliah. Kau bisa bersantai di rumah dan tidur sepuasmu." Sera melepas kalimat sindiran setelah mendapati Jisa yang makin memprihatinkan. Hanya berdiam diri di bangku taman semenjak datang ke kampus. Tidak habis pikir.
Tidak mendapati respon apa pun dari pihak lawan membuat Sera geram. Ia menutup laptopnya yang berpangku di paha dengan sedikit keras. Atensinya menyorot penuh presensi Jisa yang duduk tepat di sebelahnya. Gadis itu tengah melamun dengan pandangan mengawang.
"Ceritakan padaku!" Sera berucap dengan lantang. Pandangannya masih tertuju pada Jisa, meskipun tangannya dengan lihai tengah memasukkan laptop ke dalam tas jinjing besarnya.