Hai, ketemu lagi sama bapak Jimin. Jungkooknya minggu depan muncul ya. Setelah di beberapa part di skip😂
Parti ini warning ya🔞
Ini ekspresi Jimin waktu liat Jisa masuk kamar🙃
Selamat membaca💜
————
Jisa mengabaikan puluhan pesan Jimin. Sengaja. Tidak peduli dengan respon Jimin yang mungkin bertanya-tanya. Untuk saat ini, Jisa perlu waktu menenangkan diri, menghindari Jimin sementara waktu menjadi pilihan tepat.
Seperti melarikan diri. Dia memilih menghabiskan waktu di sebuah kafe, tidak sendiri, ada Sera yang menemaninya.
Kira-kira sudah dua puluh menit Jisa dan Sera duduk di kafe bernuansa kolosal. Desain bangunan dan interior kafe mengedepankan sisi kolosal romawi. Dari luar pengunjung akan disambut dengan dinding tinggi menjulang dan megah dengan cat berwarna krim pucat. Berjalan ke dalam, pengunjung akan menemukan suasana kolosal yang lebih kental, dimulai dari desain meja dan kursi dengan ukiran hebat, seperti tumpukan bunga cantik. Lalu, para pelayan juga mengenakan seragam ala kerajaan romawi, tapi makanan di sini justru kebalikannya, semuanya adalah hidangan modern, bahkan ada yang sedang booming sekarang.
"Kalau kau masih butuh waktu lebih banyak, kau bisa menginap di apartemenku untuk malam ini." Sera menawarkan solusi, pilihan yang bisa Jisa ambil. Namun, wanita itu justru menggeleng. Dia nampak tidak setuju. "Aku rasa tidak perlu," jawabnya cukup singkat.
"Lalu, kau akan berdiam diri di sini? Menunggu sampai kafe ini tutup begitu?"
Jisa menyandarkan punggungnya pada kursi. Pandangannya beralih ke arah jendela tepat di samping kirinya. Pemandangan jalanan sepi persis seperti hatinya saat ini.
"Tidak tahu. Mungkin aku butuh satu jam lagi. Setelah itu, aku akan langsung pulang."
Sera mengangguk mengerti. Sedikit paham apa yang Jisa inginkan. Ketenangan—untuk saat ini yang paling utama. Perlu waktu bagi sahabatnya untuk siap bertemu Jimin kembali. Banyak yang harus disiapkan. Menyiapkan hati, menyiapkan kalimat yang tepat atau bahkan mimik muka saat sudah berhadapan dengan Jimin nanti. Itu pasti sangat sulit.
"Kau ingin aku pesankan minuman lagi?" tawar Sera tepat setelah melihat cangkir Jisa telah tandas.
"Bisakah kau memesankanku teh hijau lagi?" pinta Jisa tanpa memalingkan wajah dari kaca jendela. Terlalu menikmati, fokus atau bahkan tengah menjadi tutup samar pikirannya yang kacau.
"Baiklah, tunggu sebentar." Sera beranjak dari duduknya. Berjalan menuju meja kasir sekaligus pesanan. Dia memesan satu cangkir teh hijau untuk Jisa dan satu gelas cokelat dingin untuknya sendiri. Karena langsung diproses, Sera tidak perlu menunggu lama. Namun, ia tidak bisa membawa pesanan miliknya, harus pelayan. Aneh memang, tapi ia hanya mengangkat bahu tak acuh. Memilih kembali ke tempat duduknya sembari menunggu pesanan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, MY SWEETNESS HUSBAND
FanfictionDengan berbagai cara yang boleh dikatakan licik, Park Jimin akhirnya mampu meluluhkan hati Nam Jisa dan memboyong wanita yang berstatus mahasiswinya itu menuju pelaminan. Park Jimin, seorang dosen keras dan disiplin namun juga panas, berkamuflase de...