3. The punishment

119 22 9
                                    

Venus terlihat kembali seperti biasanya, heboh dan pecicilan. Meskipun sehabis sarapan nanti ia akan mendapat hukuman dari sang mom tidak masalah, ini hari minggu. Masih weekend.

Venus berjalan kearah dapur demi menemui momnya yang sudah menunggu.

Gita sudah duduk menunggu kedatangan putri sulungnya, namun bukan Venus yang datang melainkan Daniel.

"Bu," panggil Daniel. Yah Daniel memanggilnya ibu, ia kurang suka memanggil mom seperti yang lainnya.

"Kenapa?" tanya Gita aneh, tidak biasanya putra sulungnya ini masih dirumah. Biasanya hari minggu pagi ia sudah sibuk dengan kegiatannya.

"Ibu mau ngehukum Venus kayak apa?" tanya Daniel kalem namun kilatan khawatir terpancar dari matanya.

Gita menghela napas pelan, ia sendiri pun bingung mau menghukum seperti apa, Venus terlalu sering mendapat hukuman. Dia anak yang paling beda.

"Daniel punya saran" ujar Daniel lagi melihat kebungkaman ibunya.

"Apa?" Gita menatap putranya itu, saran dari putranya itu sama seperti saran Rafa. Jadi masuk akal.

Daniel mendekat untuk berbisik ke sang ibu, Gita tersenyum lebar, ide yang bagus.

"Mom!"

Sebuah suara membuat Gita dan Daniel menoleh. Venus berdiri diambang pintu dapur. Daniel tersenyum tipis lalu pergi.

"Kesini sayang"panggil Gita dan Venus berjalan pelan kearah ibunya.

Venus menatap punggung sang abang yang baru saja selesai mengambil minuman jus sari buah dikulkas, lalu menatap sang ibu dengan was was.

"Abang ngapain bisik bisik ke mom?" tanya Venus penasaran.

"Venus hukumannya dulu ya" ujar sang ibu dengan senyum.

Venus meringis "Mom mau ngehukum anaknya keliatan seneng banget mom"

Gita terkekeh ringan, ia bukan senang menghukum anaknya hanya saja ini pasti seru melihat gimana nanti Venus mengerjakan hukumannya dan ada saudaranya yang sangat jail.

"Hukuman Venus gampang kok," Gita bangkit dan berjalan kearah kulkas penyimpanan bahan makanan. Gita mengambil sebuah telur dan memberikannya ke Venus.

Venus menerima telur itu dengan alis berkerut, Gita sangat yakin jika anaknya ini akan bertanya. Namun menjelaskan ke Venus butuh perjuangan ekstra.

"Venusta anak bungsu mom, hukumannya adalah dalam satu hari ini sampai nanti jam 12 malem kamu bawa kemanapun telur itu, jangan sampai pecah. Kamu boleh naruh telurnya hanya ketika dikamar mandi aja. Selain itu kamu harus pegang telur itu. Paham?" jelas Gita dan terdapat jeda karena Venus hanya menatap sang ibu.

Gita mendengus kecil, sudah ia tebak ini akan terjadi. "Intinya, kemanapun Venus pergi, bawa telur itu dengan aman, boleh dilepas kalo dikamar mandi aja. Sampe jam 12 malam!" ulang Gita dengan sabar kali ini.

Venus mengangguk pelan "Pahamin aja mom, nanti nanya abang kalo gatau" seru Venus yang membuat Gita mengelus dada, sabar ini ujian.

Venus berjalan mencium pipi ibunya dan pergi membawa telur itu keluar dari dapur.

"Dia keturunan siapa dah ya Allah" ujar Gita pelan yang tak habis pikir dengan Venus.

👑

Venus berjalan seraya mengamati telur yang bawa, diruang tamu ia bertemu dengan Wiwin, kakaknya yang sedang asik stalker IG pujaan hatinya.

"Kak Win, Venus mau nanya nih!" ujar Venus seperti biasa tidak selow.

Wiwin yang merasa terganggu karena teriakan Venus berdecak kesal. " Kalem napa kalo mau nanya, lo mau nanya apa mau ngajak tawuran hah?!" sahut Wiwinyang tidak selow juga.

Sultan Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang