Selisih

110 19 28
                                    

Pagi hari setelah kemaren keluarga itu tiba di Bali. Hari ini mereka akan berlibur ke pantai yang sedang fenomenal Pantai Melasti.

Mereka menggunakan travel sebagai kendaraan saat dibali. Maksudnya biar semua kumpul dan tidak pisah mobil.

Saat tiba suasana masih segar menyambut mereka, angin pantai yang sejuk menerpa sedikit kencang, bau laut dan juga pasir tercium di indra penciuman keluarga sultan itu.

Semua langsung mengambil kegiatan mereka masing masing. Ada yang hanya sekedar menjadi turis lokal dengan berjemur, berfoto selfi, main air atau makan.

"Raf, seru ya liat mereka"

Rafa mengalihkan pandangannya dari tabletnya. Lihatlah bapak sultan masih aktip ya bund kerjanya.

"Ga mau gabung?" tanya Rafa yang hanya melihat Gita hanya diam tidak seperti biasanya.

Gita menggeleng pelan "Pingin aja disini, jarang kita dapet Quality time raf" sahut wanita itu santai.

Rafa yang mendengarnya terkekeh ringan, wanita ini selalu bisa menghadirkan tawa diantara peliknya kondisi.

Rafa menyimpan tabletnya di tas lalu segera menarik agar wanitanya itu mendekat kearahnya.

Dulu, menikah muda tidak ada dikamus seorang Rafa yang penuh planning dalam hidupnya. Tapi Gita lah yang menggugah untuk segera menikah muda, daripada diambil orang.

Umur 19 tahun resmi menikah, memulai semua dari hasil sendiri. Seorang Rafa Dinarga Adtama yang introvert mendapatkan seorang gadis unik yang kuat, dia Ringgita Alyana Raiz yang kini bergelar nama Adtama dibelakangnya.

Dari awal pertemuan diperpustakaan sekolah, gadis tomboy yang selalu didengar dirinya di ekstrakulikuler karate membuatnya menaruh rasa penasaran.

Lika liku hidupnya dan bahkan sampai bertahan kuat ketika semua runtuh. Pertemuan di dermaga dekat rumah literasi membuat semuanya dimulai dari awal.

"Mikirin apaan dah?" pertanyaan Gita membuat Rafa kembali dari dunianya.

Rafa menoleh dan mendapati Gita sedang menatapnya. Rafa hanya senyum lalu meneguk kembali soft drink nya.

Gita mencebik kesal dan menghiraukan Rafa, biar sudah maybe Rafa sedang bahagia lepas dari kerja.

Berbeda dengan Gita dan Rafa, tampak Venus dan Vina sedang cekcok yang di wasiti oleh Daniel. Entah memperebutkan apa kedua anak gadis sulung dan bontot itu.

"Pokoknya Venus ga mau tau ya kak Vin, abang harus ikut Venus beli cimol didepan!" kekeh Venus dengan melipat tangannya didada.

"Timbang beli cimol doang elah ribet amat kek mam mau lahiran" sahut Vina tak mau kalah.

"Kak Vina ngalah napa masa mau main ski air aja pake minta temenin abang, katanya jagoan" Venus masih membela dirinya.

Daniel melihat bergantian adiknya, ia akan memisahkan jika kedua adiknya itu sudah puas adu argumen.

"Lu kan yang sering bilang jagoan! Jagoan, beli cimol aja minta anteran, dih malu" sahut Vina pedas.

Venus mendesis "Dih, udah tua main ski minta temenin, malu ama umur" semprot Venus tak mau kalah pedas.

Daniel menggeleng, dua adiknya memang duplikat sang ibu. Kalem jika mode malaikat dan bisa jadi mulut pedas kalo sudah diusik.

Faza datang menghampiri ketiga saudaranya itu, ia melihat ke arah Daniel meminta penjelasan. Daniel hanya menunjuk Venus dan Vina dengan dagunya.

"Main ski ama gue aja sekalian!" Faza menarik tangan Vina agar segera menjauh. Vina melolot galak saat melihat Venus menjulurkan lidahnya mengejeknya.

"Ayo bang beli cimol!" ajak Venus seraya menarik tangan Daniel pergi. Daniel pasrah saja dan mengikuti adiknya itu.

Sultan Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang