MBBDSNN part 2

41 12 4
                                    

Setelah keberangkatan Rafa dan Daniel satu jam yang lalu akhirnya Gita keluar dari singgasananya. Wanita berdaster corak itu mencari keberadaan anak anak gadisnya.

"Ajeng sini dulu nak" Gita memanggil Ajeng yang saat itu lewat setelah dari dapur.

Ajeng melangkah menghampiri ibunya yang tengah duduk disofa single ruang tamu.

"Mam mau sesuatu?" tanya Ajeng pada ibunya, maybe bumil pingin sesuatu tapi magerkan?

"Mana yang lain panggil, mam tunggu disini" ujar Gita yang membuat Ajeng mengangguk paham.

"Ongeh!" sahut Ajeng seraya mengacungkan jempolnya yang menyatu dengan telunjuk membentuk huruf O.

Ajeng segera berlari menuju kamar saudarinya yang lain untuk segera memberi tau perintah ibunya.

"Kenapa lu?" tanya Ratri ketika bertemu Ajeng didepan kamarnya.

"Mam nyuruh kumpul meh," ujar Ajeng yang ngos ngosan.

Ratri menyentil dahi Ajeng membuat Ajeng memekik kesal disentil tiba tiba.

"Bego dipelihara sih, buat apa dad masang alarm dirumah?" ujar Ratri lalu pergi meninggalkan Ajeng yang terdiam.

Setelah usai menekuri diri, Ajeng langsung menuju saklar bel dan memencetnya. Suara alarm wajib saat waktu sholat, makan malam, atau ada pengumuman penting.

"Mola Mola kasian kamu aku lupakan, maap ya" ujar Ajeng pada aplikasi smarthome nya itu.

"Sure, Miss Ajeng!" sahut Mola dari tombol yang seperti alat sidik jari sekolah.

Ajeng melepaskan jempolnya dari pendeteksi itu lalu kembali turun dan berpapasan dengan Hana yang baru saja keluar kamar.

"Gue kira mam yang idupin alarm nya meh," ujar Hana yang langsung mendapat gelengan dari Ajeng.

"Mam yang ngumpulin kita" sahut Ajeng yang membuat Hana diem.

"Gue tau apa yang lu pikirin" ujar Ajeng yang diangguki oleh Hana.

"Perasaan gue ga enak, mana gada pawangnya mam lagi" ujar Hana risau.

Ajeng menepuk bahu saudarinya itu dengan raut serius "Inget kata kak Vina, tawakal"

Hana hanya mengangguk pasrah lalu mengikuti langkah kaki dari Ajeng yang sudah lebih dulu tawakal dengan apa yang terjadi.

Sesampainya diruang tamu, Ajeng dan Hana langsung mengambil duduk dikarpet beludru. Seperti kebiasaan jika kumpul maka hanya ratu dan raja sekarang ditambah Lubna sekarang selain itu dibawah.

Gita masih sibuk dengan tabletnya mengurus beberapa kerjaan yang Lubna tidak tau. Semua menunggu tidak akan ada yang buka suara.

Meski dikenal keluarga bobrok, nyatanya banyak peraturan tertulis yang dibuat oleh Rafa dan Gita untuk mengatur ke 14 anaknya.

10 menit kemudian, Gita menaruh tablet disebelahnya dan menatap anak anaknya dengan seukir senyuman yang terlihat menakutkan bagi anak anak mereka.

"Hari ini kalian bantu mam ya, mengurus hal hal yang biasanya dikerjakan para maid" ujar Gita yang langsung membuat 13 anak gadis itu melotot.

"Semua mam?" tanya Delia pertama kali.

Gita menggeleng masih dengan senyumannya "Hanya beberapa pekerjaan inti seorang perempuan saja nak" ralat Gita yang malah membuat anak anaknya semakin tidak yakin.

"Nyuci, jemur,masak, dan bersihin rumah bagian tertentu aja" jelas Gita lagi yang membuat anak anaknya hanya bisa mengangguk mengiyakan saja.

"Koordinator nyuci sama jemur Vina ya anggotanya Venus, Ajeng"

Sultan Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang