Rasa itu masih ada??

23 2 0
                                    


Setelah tamat sekolah tingkat menengah aku mengurung diri di rumah. Bukan karna ada apa-apa tapi memang ada sesuatu. Apa sih! Ahaha lupakan deh garing.

Okey, gini aku lagi suka sama seseorang tapi orang itu nggak peka. Aku juga bingung harus diutarakan atau nggak. Lama bangat aku suka sama dia entahlah suka seperti apa ini. Dari kelas 10 sampai aku lulus rasa itu masih aja ada. Terakhir aku ketemu dia di rumah Bu guru yang sudah kami anggap keluarga, sebab guru itu sangat akrab dengan kami, panggil aja kak Rara kenapa di panggil kakak? Karna dia masih muda trus dia juga pembina pramuka. Kembali ke laptop. Aku perhatikan dia terus dong tanpa dia sadari. Senang rasanya liat dia lagi, setelah 3 bulan nggak ketemu. Cepat aku alihkan pandanganku padanya takut nanti ketahuan kan malu nanti.

Ceritanya sore itu dia dan teman cowok lainnya akan pergi joging, kami para ciwi-ciwi ikut dong pastinya. Apalagi aku, senang pastinya. Tapi tunggu dulu aku dan Yana naik motor trus mereka lari, aku dan Yana mengekori mereka dari belakang dan kak Rara naik sepeda.

Aku banyak tanya sama yana, sebenarnya mau nanya langsung ke dianya tapi gengsilah.

"Mereka lari dari rumahnya?"

"Dia lanjut di mana?"

"Ambil jurusan apa?"

Mungkin Yana heran kok nanya bertubi-tubi, alaah malas pusing dengan itu.

"Nggak tau," jawab Yana spontan.

"Kak, kakak lari dari rumah?" tanya Yana setengah berteriak padanya

"Iya," jawabnya

"Jauhnya--- trus langsung kerumah kak Rara dan lanjut lagi lari. Nggak cape apa!?" ucapku berbicara sendiri.

"Kak nggak cape apa lari trus?!" tanya yana padanya lagi.

Eh, ini anak ini bikin kaget aja nggak ada yang suruh tanya.

"Kak!" panggil Yana lagi, sedikit manarik gas motor agar sejajar dengan mereka yang berlari di depan.

"Iya," jawabnya lagi tatapannya tetap di depan.

"Ngak cape?" tanya yana ulang

"Nggak."

Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Aku tanya lagi sama yana. Dia lanjut di mana? ambil jurusan apa?. Ya karna aku nggak mau tanya dia langsung. Ternyata setelah Yana kasih tau. Jurusan yang di ambil keren juga. Cocok sama dia.

Kami beristirahat sebentar di sebuah taman , banyak anak -anak yang asik bermain bola sesekali aku ikut menendang bola.

"Belikan kita air dulu, haus nih"

Tidak ada yang mengubrisnya, semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Hingga akhirnya.

"Tami,"  panggil cowo itu, iya dia yang aku naksir, "belikan kita air" sembari memberiku uang sepuluh ribu. Aku dengan gerakan refleks menerima uang itu. Masih terheran heran dia panggil aku Tami? Biasanya juga kalau manggil selalu pake nama lengkapku.

Selang beberapa menit aku kembali dengan kantong berisi aqua gelas ditanganku. Trus mereka ambil dan minum. Ya iyalah diminum kan lagi kehausan.

Aku, juga mereka pastinya menikmati sore hari yang begitu asri dipenglihatan. Entahlh mungiin hanya di penglihatanku. Sesekali kami memotret kegiatan kami, juga berselfi. Pake Hp dia karna hanya dia yang bawa Hp. Aku senang dong bisa berfoto di Hpnya. Kapan lagi ada mukaku di Hpnya, wkwkw.

"Tami tambah tinggi eee" ucap dia dari arah belakangku. Aku mau ambil motor di parkiran karna hari sudah mulai gelap kami memutuskan untuk pulang.

Kalian tau? Ekspresiku sulit untuk diutarakan. Aduuh bagaimana yaaa. Aku hanya senyum nggak jelas. Sebenarnya dia mau menggodakau. Yaa aku memang pendek. Aku binggung mau balas apa? Yaaa hanya bisa senyum nggak jelas. Iiiii kaya orang genit. Senyumanku kaya orang genit, geli tapi senang juga sih di ajak ngobrol sebentar. Rasanya mau loncat di tempat itu juga. Aku melanjutkan langkah menuju motor tentunya dengan senyuman yang aku yaaaah tau lah kalian.

Di perjalan pulang juga aku selalu curi pandang padanya. Dia juga menggangu aku dan Yana pake narik motor dari belakang segala. Aku senyum dong. Pastinya nggak ada yang liat aku senyum senyum sendiri. Yaa karna aku yang nyetir. Trus aku teriaki namanya. Dan dia mengehentikan aksinya lalu aku kembali menjalankan motor dengan normal.

Hmmm sekarang aku di rumah tepatnya di kamar, lebih tepatnya lagi di atas kasur yang lagi membayangkan cerita kemarin sore. Aduuuh semoga kami bertemu lagi. Hanya itu harapanku.

Jarum jam menunjukkqn pukul 11 siang. Tidur dulu ah. Katanya tidur sebelum dzuhur itu bisa bikin cerdas. Selamat bobo. 👣

20 Agustus 20


Coret-coret Di WattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang