[23] Tamu tak Terduga

3.3K 237 8
                                    


HAII!!!

Ada yang nungguin gak? hayooo

Maaf updatenya telat banget ya? Huhuhu:(

Aku lagi gak ada ide sama sekali+lagi bingung mau cari tempat PKL dimana:(

Maap ye, hehe.

Tapi tenang, aku bakal double update!1!

Vote dan komen jangan lupa. Spam komen kalau bisa, barangkali aku triple update😛

Follow :

Ig : @purplecil

Second acc wp : @cecilliaev

Happy reading!

Motor Geon mendarat sempurna didepan pagar rumah Yuna. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama selama seharian ini. Bahkan, Geon rela bolos sekolah demi menemani gadis yang dicintainya.

Tindakan Geon sebenarnya tidak dibenarkan, tidak patut dicontoh pula. Tetapi Geon adalah Bad Boy, dan bolos sekolah mungkin sudah menjadi kesenangan sendiri baginya.

Bella turun dari motor Geon. Gadis itu tersenyum manis sambil menatap lelaki dihadapannya. "Makasih ya kak, dan maaf." Ujar Bella dengan lirih.

Alis Geon tertaut. " Maaf buat apa?"

"Karena udah bikin Kak Geon bolos sekolah seharian." Jawab Bella sambil menunduk. Ia merasa sedikit menyesal karena membuat Geon tak mendapatkan ilmu hari ini.

Geon terkekeh, bad boy itu mengelus lembut kepala Bella. "Santai aja kali Bel, lagian aku juga males sekolah kok." Lihat kan? Yang bolos sekolah aja santuy kayak di pantuy.

"Ih tetep aja. Kalau Kak Geon kebanyakan bolos, nanti gak pinter dong."

"Aku tanpa baca buku udah pinter kok." Bella mendengus.

Geon terkekeh sejenak, ia turun dari motor dan sedikit menunduk untuk menatap Bella. Kedua tangannya menangkup pipi gadis itu. "Bel, kamu mau ngelakuin apa yang aku mau gak?" Tanya Geon, Bella nampak berpikir.

"Tergantung. Apa memangnya?"

"Pulang ke rumah kamu ya." Jawaban Geon membuat Bella langsung saja terdiam.

"Bel, orang rumah pasti khawatir sama kamu. Pulang ya." Lanjut Geon dengan lembut, lelaki itu berusaha memberi pengertian kepada Bella.

"Kak, aku udah bilang berapa kali, aku gak mau pulang!"

Geon menghela nafas. Bella memang sedikit keras kepala, maka perlu kesabaran untuk membuatnya mengerti. "Dengerin aku, emang ada untungnya kamu pergi dari rumah kayak gini?" Bad Boy dingin itu kembali membungkam mulut Bella.

"Gak ada kan? Jadi le—"

"Kak! Aku capek! Hidup aku diatur terus, harus selalu nurut sama mereka, seakan-akan mereka yang punya kuasa atas semua kehidupan aku! Dari kecil, aku jadi anak penurut kak, tapi lama kelamaan sikap mereka semakin kelewat batas."

"Bel, mereka ngelakuin itu semua, pasti ada alasannya. Dan alasan tersebut pasti demi kebaikan kamu."

"Saat aku tanya apa alasan mereka, gak ada yang jawab. Bisu. Lagian ini kehidupan aku, Bella milik Bella, bukan yang lainnya. Jadi, aku sendirilah yang berhak menentukan apa yang harus aku lakukan."

Geon memegang kedua bahu Bella sambil mengusapnya lembut. "Dengerin aku. Kamu pulang, cerita semua beban, keluh kesah, dan uneg-uneg kamu selama ini. Bicara dengan keluarga dari hati ke hati. Aku yakin, keluarga kamu bakal ngerti. Dan kemungkinan mereka bakal intropeksi atas semua sikap mereka sama kamu."

My Lovely Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang