BAB 14 "RESTU GISELLE"

43 4 0
                                    

"Hm.. Jujur Giselle cemburu karena sekarang hati abang udah keisi sama cewek lain, tapi Giselle tahu Prilly orang baik, jadi Giselle setuju kalau abang jadi sama Prilly." Jelas Giselle panjang sembari tersenyum memandang Ali yang refleks memeluk Giselle cepat.

***

"Prilly sayang kamu baik-baik aja?" Tanya mama Juwita cemas merangkul bahu Prilly saat Ali sudah meninggalkan rumah mereka.

"Iya Ma, Prilly baik-baik aja, Prilly istirahat dulu ya ma, capek." Jawab Prilly cepat, sebagai isyarat jika malam ini Prilly tak ingin membicarakan apa yang terjadi tadi.

"Ya.. Sayang mandi air hangat dulu ya, biar badannya enakan." Pesan mama Juwita yang di jawab anggukan Prilly.

Mama Juwita tahu, anak gadisnya itu butuh waktu untuk menceritakan apa yang terjadi tadi sehingga mama Juwita hanya mengiyakan perkataan Prilly walau rasa penasara sekaligus cemas memenuhi hatinya.

Mama Juwita tahu telah terjadi sesuatu yang tidak mengenakan untuk Prilly, Digo dan juga Ali hari ini sehingga membuat Prilly menjadi seperti itu. Biasanya Prilly akan bermanja dulu dengan kedua orang tuanya sebelum pergi kekamarnya karena kebawelan mamanya.

"Astagfirauloh." Gumam mama Juwita pelan memandang Prilly yang berjalan pelan kearah kamarnya.

"Sabar ya ma, semoga semua baik-baik saja." Jawab papa Prilly penuh harap.

Brug.. pintu kamar Prilly tertutup, tubuh Prilly lemas kembali dan refleks merosot duduk dengan tubuh masih bersandar di pintu kamarnya.

Perasaan Prilly kacau, air mata Prilly tumpah lagi, buru-buru Prilly membenamkan wajahnya di antara kedua pahanya. Prilly tak ingin orang tuanya endengar suara tangisnya.

"Astagfirauloh.." gumam Prilly pelan, dadanya sesak kembali mengingat apa yang terjadi hari ini.

Dilain tempat di rumah Ali, telah duduk berdampingan Ali dengan Giselle di balkon rumah mereka. Ali sudah menceritaan apa yang telah terjadi hari ini hingga membuat Giselle kaget dan terdiam sejenak. Selama ini Giselle hanya melihat ekpresi ceria serta menenangkan abangnya.

"Abang bener-bener sayang Prilly melebihi Sahabat ya?" Tanya Giselle hati-hati setelah Ali selesai menceritakan apa yang terjadi diantara Ali, Prilly dan Digo hari ini.

"Iya Sell, bagi Abang Prilly itu beda." Jawab Ali tersenyum menatap langit gelap diangkasa yang terlihat indah dengan hamparan bintang kerlap-kerlipnya.

Malam ini untuk pertama kalinya Giselle melihat wajah tampan abangnya sekusut itu karena urusan wanita. Selama ini Giselle melihat Abangnya selalu tenang saat menghadapi setiap masalah yang menghadang langkah Ali.

Bahkan Giselle selalu melihat Abangnya tidak pernah terpengaruh oleh banyaknya godaan dari para wanita yang mengagumi Ali dan ingin menjadikan Ali sebagai kekasih mereka.

Hanya Prilly lah satu-satunya wanita yang mampu menyentuh hati Ali secara alami tanpa perlu ber pura-pura menjadi orang lain seperti yang selama ini di lakukan oleh gadis-gadis lain disekitar Ali yang mengangumi Ali.

Giselle tahu sebelum Prilly datang hanya dirinya dan ummi merekalah yang yang menjadi prioritas Ali untuk Ali jaga jika abah mereka tidak ada, sehingga tak heran terkadang sikap Ali terlalu over protektif terhadap adik bungsunya itu. Banyak yang mengira kalau Giselle adalah kekasih Ali jika mereka tidak tahu kalau Ali dan Giselle adalah saudara kandung.

***

"Kok ketawa Sell?" Tanya Ali heran saat Giselle tiba-tiba tertawa.

"Ops maaf bang, Giselle Cuma gak nyangka aja, akhirnya abang idola ini tahkluk juga sama cewek imut kayak Prilly gitu." Jawab Giselle tersenyum lebar membuat Ali malu hingga pipi Ali bersemu merah.

Abang Idola & Gadis Diary 😉 JILID 3 NEW STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang