BAB. 2 "SANG GADIS DIARY"

130 15 6
                                    

"Astagfirauloh Sell, ini kan diary orang kenapa kita baca?" ucap Ali kaget sendiri buru-buru menutup buku itu saat halaman yang Giselle tunjukan sudah selesai Ali baca. Giselle tertawa melihat tingkah lucu abangnya itu.

***

Sore itu saat Ali tengah memainkan gitarnya di balkon rumah, birunya langit yang membentang diangkasa membuat keinginan Ali untuk bermain basket muncul, Mengingat akhir-akhir ini Ali disibukkan dengan tugas-tugas kuliahnya yang menumpuk sehingga membuat Ali harus vakum dari hobby olahraganya itu.

Dengan cepat Ali melangkah ke dalam kamarnya, meletakan gitar kesayangannya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian basket yang dia punya.

Setelah mempersiapkan semua keperluan untuk bermain basket serta berpamitan kepada Bi Dewi yang tengah menyiram tanaman Ali mulai melangkah ringan menuju lapangan basket komplek yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Ali sambil mendrible bolanya untuk pemanasan.

Saat Ali menginjakan kaki di pintu masuk lapangan, angin sore yang sejuk menyambut tubuh Ali mengukir sebuah senyuman manis di wajah tampan sang bujang Arab. Ali berpikir angin akan mengeringkan keringatnya yang nanti keluar karena kegiatan main basketnya.

Karena terlalu semangat bermain basket Ali tidak menyadari ada sepasang mata yang tengah memperhatikan permainan tunggal Ali sore itu. Hingga akhirnya teriakan kesakitan terdengar saat bola yang Ali lempar meleset dan mengarah ke semak-semak yang berada di dekat lapangan basket.

Dengan cepat Ali berlari menghampiri arah suara itu dan terkejut saat mendapati seorang gadis cantik tengah memegang lengannya yang baru saja terkena bola Ali yang kini sudah diam di bawah kaki sang gadis.

"Maaf aku gak sengaja, kamu gak apa-apa?" Tanya Ali panic buru-buru mendekati sang gadis.

"Iya aku gak apa-apa." Jawab sang gadis cepat langsung melangkah pergi hingga tidak menyadari salah satu buku yang dia pegang terjatuh.

Dengan cepat Ali mengejar gadis itu tapi gadis itu sudah menghilang. Perasaan heran serta penasaran menghampiri pikiran Ali, karena untuk pertama kalinya Ali bertemu dengan gadis itu.

Ali yakin gadis itu penghuni baru di komplek perumahaan teras Ayung ini. Saat Ali mengambil bolanya, pandangannya tertuju kesebuah buku pink yang jatuh di rerumputan tempat sang gadis terkena bola tadi.

"Prilly." Guman Ali pelan saat mendapati nama itu di foto yang terpasang di halaman depan buku bersampul pink itu. Segera Ali melangkah pergi dari lapangan basket karena hari semakin sore.

***

"Astagfirauloh Prilly, kamu ngapain sih nak? Kok sibuk gitu?" Tanya Juwita mama Prilly kaget saat melihat Prilly sibuk mencari sesuatu di kamarnya malam itu.

"Nyari buku diary aku ma, lihat gak ma?" Tanya Prilly panic melirik mamanya sekilas dan kembali dengan kesibukannya.

"Gak liat Prill, emang terakhir kamu bawa kemana? Kan kamu suka bawa buku itu kemana-mana." Tanya mama Juwita balik berhasil membuat Prilly langsung menghentikan kegiatannya.

"Lapangan basket ma." Ucap Prill menepuk keningnya sendiri dan dengan cepat menyambar kunci motor di meja belajarnya.

"Tunggu sayang ini udah malam, besok aja ya." Tanya mama Juwita panic tapi Prilly sudah berlalu dengan motornya.

"Pak Udin tolong susul Prilly kelapangan basket sekarang." Perintah mama Juwita saat pak Udin supirnya keluar dari dalam rumah. Tanpa banyak kata pak Udin langsung menuruti perintah nyonya besarnya itu.

"Non Prilly ngapain kesini malam-malam gini?" Tanya pak Udin panic setelah mereka berdua sampai di parkiran lapangan basket.

"Buku diary aku jatuh disini pak." jawab Prilly langsung melesat kedalam lapangan basket tempat Prilly terkena bola tadi sore. Tak lama Prilly jatuh terduduk di rerumputan dengan napas yang memburu dan keringat yang menguncur deras di sekujur tubuhnya.

Abang Idola & Gadis Diary 😉 JILID 3 NEW STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang