BAB 5 "TENTANG DIGO"

115 10 9
                                    

"Gak mudah untuk cowok yang sikapnya kayak Digo itu bisa deket sama cewek kayak kamu Prill, yang aku yakin punya kepribadian yang jauh beda kayak Digo itu, percaya deh." Jawab Ali yakin memandang Prilly serius menghadirkan detak jantung tak biasa dalam tubuh Prilly.

***

"Ma, Prilly jogging ya." Pamit Prilly kepada mama Juwita yang tengah menyiapkan sarapan saat matahari belum muncul sempurna dari ufuk timur.

"Iya Sayang, hati-hati." Jawab mama Juwita memandang Prilly sejenak dan kembali dengan kesibukannya.

Saat Prilly melewati rumah Ali bersamaan dengan saat Ali keluar rumah untuk jogging juga. Jadilah pagi itu mereka jogging bersama tanpa janjian terlebih dulu.

"Pagi Prilly." Sapa Ali ramah.

"Pagi juga Ali, tumben sendiri? Giselle mana?" Tanya Prilly saat mendapati Ali hanya sendiri.

"Ada di dalam, tidur lagi kayaknya habis subuhan, kamu ada perlu sama Giselle tah Prill?" Tanya Ali balik, Prilly menggeleng cepat.

"Enggak kok tumben aja Giselle gak ikut kamu biasanya kan kalian kemana-mana seringan berdua kayak anak kembar gitu, hehe.." canda Prilly tertawa membuat Ali tertawa juga.

"Ya udah jogging bareng yuk Prill?" tawar Ali yang langsung diturutin Prilly.

Kebahagaian dan keakraban terlihat dari hubungan mereka berdua itu hingga akhirnya sesorang yang selama ini berusaha Prilly lupa hadir menghancurkan keindahan pagi itu.

Saat Prilly dan Ali tengah berjalan santai di trotoar hendak pulang, sebuah sepeda yang hilang kendali hampir saja menabrak tubuh mungil Prilly jika saja Ali tidak segera menarik tubuh Prilly saat menyadari suara laju sepeda yang aneh dibelakang mereka yang jatuh didepan Prilly dan Ali.

"Maaf Mbak, mas saya gak sengaja." Ucap laki - laki pengendara sepeda itu mengabaikan sepedanya yang terjatuh untuk menghampiri Prilly dan ALi.

"Hati-hati donk mas." Protes Ali cepat.

"Kamu gak apa-apa kan Prill??" lanjut Ali cemas memandang Prilly yang masih shock dalam pelukannya.

***

"Prilly." Ucap sang pengendara sepeda terhenti membuat Ali dan Prilly reflex memandangnya.

"Digo" ucap Prilly terhenti, matanya mulai berkaca-kaca.

"Prilly aku kangen banget sama kamu." Jawab Digo terharu dan reflex menarik tubuh Prilly dari pelukan Ali dan memeluknya Erat.

"Lepasin aku Digo." Ucap Prilly mendorong tubuh Digo cepat.

"Prilly." Ucap Digo terhenti seolah suaranya tercekat di tenggorokan.

"Kita pergi Li." Ucap Prilly berusaha menahan tangis, menarik tangan Ali menjauh dari tempat itu.

Walau heran tapi Ali menuruti permintaan Prilly itu setelah memandang Digo yang masih memandang Prilly sedih, matanya berkaca-kaca. Untung saja komplek perumahan teras ayung sudah dekat sehingga Ali dan Prilly bisa terbebas dari Digo yang masih mengikuti mereka. Dari gerakan mulut Digo Ali bisa tahu Digo mengucap kata "Maaf Prill."

Belum habis keheranan yang menerpa diri ALi, lagi-lagi Ali dibuat kaget dengan reaksi Prilly pagi itu. Tiba-tiba Prilly langsung menjatuhkan diri di dekat lapangan basket, air mata mengalir deras di kedua matanya menghadirkan tanda tanya besar di dalam diri Ali.

Perlahan Ali memeluk Prilly berusaha menenangkan Prilly dalam diam. Tangannya membelai lembut rambut PRilly yang diikat ekor kuda. Dibiarkannya Prilly menangis di dadanya hingga membuat baju Olahraga Ali yang mulai kering basah kembali.

Abang Idola & Gadis Diary 😉 JILID 3 NEW STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang