BAB 13 "SENJA YANG BERHARGA"

56 6 4
                                    

"Iya Prill, Senja itu cantik, walau hadir hanya sebentar namun sangat berkesan, hingga membuat Senja selalu dirindukan." Jawab Ali tersenyum meneguk minumannya.

***

"Everthing its fine Prill, Kamu gak sendirian ada aku disini." ucap Ali tersenyum sambil mengelus lembut rambut Prilly dan mulai menjalankan mobil dengan pelan setelah membantu Prilly memasang sabuk pengamannya.

Prilly memandang Ali sekilas sebelum membuang pandangannya kearah luar mobil. Prilly bersyukur Ali sangat memahami dirinya dengan tidak membahas apa yang terjadi diantara dirinya dan Digo tadi.

Ali tahu kondisi Prilly saat ini sedang tidak baik, sehingga Ali memilih diam tanpa menyerang Prilly dengan banyaknya pertanyaan walau rasa penasaran sekaligus khawatir melingkupi hati dan pikiran Ali saat ini. Selain itu Ali juga teringat kata-kata Prilly dulu.

Saat itu Prilly bilang, "Ali ada saat nya aku cuma pengen di peluk atau di elus rambutnya sambil di omongin Everything its fine, saat kesedihan dan kerisauan tengah melanda jiwaku tanpa banyaknya daftar pertanyaan yang bisa buat kondisi hatiku makin berantakan."

Sebuah kalimat panjang yang Prilly ucapkan saat melihat sepasang kekasih tengah ribut karena daftar pertanyaan yang banyak di lontarkan sang pria kepada wanitanya yang saat itu tengah dalam kondisi tidak baik.

Jadilah sepanjang perjalanan menuju pantai terisi dengan kebisuan untuk Ali dan Prilly. Hingga sejuknya angin pantai yang bersatu dengan deru ombak pantai mereka rasakan.

Tanpa banyak kata Prilly langsung melepas sepatunya dan mendekati pinggiran pantai hingga dinginnya air pantai yang berisi buih air laut membasahi kaki Prilly.

Senyum dan tawa mulai menghiasi wajah Prilly yang kini tengah bermain dengan air. Ali tersenyum melihat kejadian itu. Ali yakin sebentar lagi kondisi Prilly akan membaik kembali.

***

Dilain tempat dirumah Digo, suara berisik samsak dipukul tanpa ampun terdengar dari ruang olahraga di rumah Digo dimana Digo tengah mengeluarkan semua ganjaran di hatinya sejak kejadian antara Digo dan Prilly di café De Romance tadi. Hati Digo hancur jika mengingat semua yang terjadi tadi.

Dari awal Digo sudah menduga kalau kembalinya dia ke sisi Prilly saat ini tidak akan berjalan lancar karena kepergian mendadaknya dulu. Namun dibalik itu semua Digo tahu dirinya masih memiliki kesempatan untuk meraih hati Prilly kembali walau Digo tahu itu tidak mudah.

Thea yang saat itu berdiri di balik pintu menundukkan kepalanya sedih. Rasa bersalah di hatinya kembali membuat hati Thea terasa sesak. Andai dulu Thea tidak mengajak Digo pergi mungkin kisah Digo dan Prilly tidak akan seperti saat ini.

Namun Thea tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi saat itu memang mengharuskan Thea dan Digo untuk pergi bersama ke luar negeri demi menjaga mama mereka yang saat itu tengah down karena memikirkan nasib papa mereka. Perlahan Thea mengetuk pintu ruangan dan membuka pintu pelan saat suara samsak di pukul berhenti.

"Digo." Panggil Thea pelan sambil membuka pintu olahraga. Digo menoleh sekilas dan kembali memukul samsak didepannya.

"Istirahat dulu Digo, ini aku bawain minum." lanjut Thea ramah menunjukan sebotol air minum kearah Digo.

Dengan malas Digo menghampiri Thea dan duduk disamping Thea sambil duduk bersandar di kursi.

"Aku ditolak Prilly The." Ucap Digo pelan namun terdengar jelas di telinga Thea hingga membuat The refleks memandangnya. Dibiarkannya Digo menceritakan apa yang sudah terjadi diantara dirinya dan Prilly tadi.

Thea tahu kesedihan tengah melanda hati Digo saat ini sehingga Thea memilih diam dengan menjadii pendengar yang baik sembari merangkul bahu Digo.

Abang Idola & Gadis Diary 😉 JILID 3 NEW STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang