BAB 22 "KALAU JODOH TAK KEMANA"

29 3 0
                                    

Prilly menghela napas lega, tubuhnya serasa segar seperti angin baru saja menerpa pakaiannya yang basah saat mendengar perkataan Digo. perlahan Prilly mendekati Digo menghadirkan pandangan penuh tanya diantara Ali dan Digo.

***

Dua bulan berlalu, Digo tengah mempersiapkan diri untuk kembali kekampusnya yang lama karena program pertukaran pelajar telah usai. Hubungannya dengan Prilly juga tetap berjalan baik walau Prilly tetap tidak mau menjadi kekasihnya.

Digo tahu Ali masih memegang kendali besar kepada perasaan dan hati Prilly walau hubungan mereka sudah tidak sedekat dulu. Digo juga tahu KKN yang sedang Ali jalani sengaja Ali jadikan tameng untuk terus menghindari Prilly.

Tentu saja sikap Ali itu membuat Digo gerah namun Digo juga tidak memungkiri kalau Prilly masih menjadi ratunya walau sudah tidak seratus persen menguasai hatinya karena kehadiran Sisi yang selalu bisa menjadi penghibur sekaligus penenang untuk Digo setiap kali Digo resah atau dilema karena hubungannya dengan Prilly.

Hingga akhirnya Digo benar-benar berniat melepas Prilly untuk Ali saat tak sengaja mendengar omongan Prilly yang terlihat sangat sedih dan menyimpan rindu yang sangat besar untuk Ali ketika Digo berjalan dibelakang Giselle dan Prilly yang baru keluar kelas.

***

"Giselle, abang apa kabar? Udah ada kabar belum?" Tanya Prilly yang setiap hari menanyakan hal yang sama karena nomer Ali tidak bisa di hubungi.

Ali sengaja menonaktifkan nomer nya dan menggunakan hp nya yang lain untuk menghubungi Giselle dan keluarganya.

"Sabar Ya Prill sebentar lagi juga KKN abang selesai." Jawab Giselle merangkul Prilly mengelus lembut punggungnya menenangkannya. Giselle tahu Prilly sangat merindukan Abangnya itu.

"Prilly." Panggil Digo menganggetkan Giselle dan Prilly.

Raut cemas terlihat di wajah Prilly karena setelah sekian lama berusaha menahan diri untuk tidak membicarakan Ali di depan Digo malah tertangkap basah tengah menanyakan kabar Ali kepada Giselle adik kandung Ali.

"Digo." ucap Prilly pelan.

"Siang ini kamu pulang sama Giselle dulu ya aku ada urusan sama Sisi jadi gak bisa antar." Jawab Digo

"Nitip Prilly dulu ya Sell." Lanjut Digo memegang lengan Giselle sekilas yang langsung di jawab anggukan setuju Giselle.

Tak lama Sisi keluar dari kelas nya dan tersenyum kearah mereka, sekilas Giselle melihat ekpresi kaget di wajah Sisi saat melihat Digo lebih dulu menyapanya.

"Ayuk kita pergi Si, kami duluan ya Girls." Pamit Digo melangkah lebih dulu di depan Sisi walau bingung tapi Sisi mengikuti.

"Digo tunggu?" cegah Sisi memegang lengan Digo.

Sisi yang awalnya hendak menanyakan maksud sikap Digo tadi langsung mengurungkan niatnya, saat melihat sorot mata sedih Digo .

"Digo Are You Oke?" tanya Sisi hati-hati.

Tapi Digo hanya diam, Sisi yang merasa Digo tengah dalam kondisi tidak baik langsung menarik tangan Digo ke sebuah kursi taman yang sepi karena jam pulang kuliah sudah tiba.

***

"Prilly tetap buat Ali Si." Ucap Digo sedih.

Sisi yang mengerti arah omongan Digo berusaha menenangkan Digo namun mendadak jadi grogi sendiri saat Digo memeluknya.

"Aku gak bisa menang dari Ali Si, aku harus mundur." Lanjut Digo lagi.

"Sabar ya Go, Tuhan pasti udah nunjukin jodoh terbaik buat kamu kalau memang Prilly bukan utuk kamu." Ujar Sisi hati-hati.

Abang Idola & Gadis Diary 😉 JILID 3 NEW STORY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang