Setenang itu kah?

565 40 0
                                    

Dap dap dap

Suara langkah kaki terdengar di lorong. Gadis bersurai merah berlari cepat disertai deruan nafas yang terbata bata.

"Astaga, aku hampir terlambat," cibir nya, dia tak lain adalah Lesley.

"Tumben kau telat, biasanya tidak," heran Miya yang sedang bermain handphone dengan kaki yang terangkat ke atas meja.

"Tadi ibu ku pergi kekantor sangat cepat sehingga lupa membuat sarapan untuk kami, akhirnya aku yang harus memasak, aku tak sadar jika jam menunjukkan tengah tujuh," ucap Lesley sembari duduk dan mengeluarkan bukunya.

"Miya jangan lupa ya, nanti kau harus latihan," seru Freya kepada Miya.

"Iya aku tau, hari ultah sekolah besok kan, acaranya malam, aku belum membeli baju nya, Freya temani aku dong," mohon Miya kepada Freya dengan puppy eyes nya.

"Aku ada urusan maaf ya," ucap Freya.

"Les - " omongan Miya dipotong Lesley.

"Aku ada les privat di rumah maaf," ucap Lesley.

"Odette."

"Maaf Miya, aku dan lance ingin jalan jalan."

"Layla."

"Aku harus berbelanja dengan mama."

"Hanabi, kau lah harapan terakhir."

"Aku dan Hayabusa ada latihan taekwondo, maaf."

"Kagura, dia harapan terakhir!"

~~~~~

"Aku sudah beli kemarin kak, hari ini aku harus menjaga restoran. Maaf," ucap Kagura dengan segan.

"Kau harapan terakhir ku Kagura, huh, aku sendiri."

"Ada apa Miya?" Tanya Rafaela yang baru datang di ruangan latihan mereka.

"Kak Rafa, maukah kau menemaniku membeli baju?" Tanya Miya dengan penuh harap.

"Haduh jika itu aku tak bisa, nanti aku harus ke salon untuk perawatan," ucap Rafaela.

"Yasudah lah, aku pergi sendiri saja," ketus miya sambil melipat tangannya di dada.

~~~

Brak~

"Astaga maafkan aku," ucap Lesley saat tak sengaja menabrak seorang.

"Wah berani sekali kau menabrak ku!" Tegur pria itu.

"Maaf," ucap Lesley gugup.

"Wah, cantik sekali dan seksi. Jika ku sewakan pasti banyak laku kau."

"Heh, apa maksudmu. Aku bukan wanita seperti itu ya!" Tegur Lesley merasa di remehkan.

"Hei, ayo ikut aku."

"Tidak mau! Lepaskan aku, dasar bejat!"

"Lepaskan dia!" Tegur seseorang.

"Wah sang pangeran datang, aku terharu," ucap pria tersebut.

"Lepaskan atau kau mati" ucap pria itu yang tak lain Gusion.

"Astaga bajunya, aku lupa."

"Ternyata kau. Lama tidak bertemu, tapi maaf kali ini aku tak mau mendengarkan mu."

"Dia milikku, lepaskan!" Tegurnya kembali.

"Oh. Apa itu benar cantik?" Tanya pria itu.

Lesley mengangguk kan kepalanya nya sambil menutup mata nya.

"Jika begitu, pinjamkan dia kepada ku Gusion, hanya sejam," ucap pria tadi membuat Lesley semakin takut.

"Dasar kau, lepaskan dia," ucap wanita berambut putih dari belakang sembari menendang kepala pria itu.

"Miya?!" Ucap Lesley terkejut.

"Kau tak apa Lesley?" Tanya miya khawatir, "heh, Gusion. kenapa kau hanya diam, bukannya membantu!"

Brak~

Miya di tendang oleh pria tadi dengan kuat.

"Dasar kau jal*Ng!" Ketus pria tadi sambil memegang kepalanya.

"Apa kau bilang, aku bukan. AKHHHH" rambut miya ditarik oleh salah satu teman pria tadi, mereka berjumlah 3 orang.

"Apa apaan kau! Lepaskan mereka!" Tegur Gusion kepada pria tadi, Gusion berlari dan menendang pria tersebut, tetapi karena dia hanya sendiri ia kewalahan dan terkapar di tanah.

(Btw ini kejadian di luar sekolah ya, anak sekolah MLBB high school vs anak sekolah tetangga)

"Dasar lemah, ku dengar dia yang paling di takuti di sekolah nya tetapi dia yang paling lemah," ucap temannya pria tadi.

"Biarkan saja, yang penting kita mendapatkan dua wanita dari sekolah yang terkenal akan siswi yang cantik dan kaya, hahaha," ucap pria tadi.

"Lepaskan mereka, jika kau tak ingin mati!" Ucap Gusion mencoba bangkit.

Sedangkan Miya dan Lesley berusaha agar mereka lepas.

"Dasar lemah, kau sudah tak berdaya, lihat kau yang tak kuat berdiri ingin mencoba melawan!" Ketus pria tadi.

"Hei botak, lepaskan kami!" Ketus Miya.

"Diam kau jala*g!" Tegur pria tadi membuat Miya marah.

"Aku bukan wanita seperti itu! Jika kau tak lepaskan aku, aku akan berteriak sekencang mungkin!" Tegur Miya kesal.

"Diam saja kau, atau akan ku lahap kau di depan teman mu bersama si gadis berambut merah ini!" Ketus nya.

"Kau kanibal ya? Apa enaknya sih daging manusia, aku saja jijik" ketus Lesley tak mau diam.

"Kau tak apa apa Gusion?" Ucap pria bersurai putih mengulurkan tangannya kepada Gusion.

"Aku seperti mengenai suara ini" batin Miya

"Alucard?!" Ucap Gusion saat melihat Alucard sedang berdiri sambil mengulurkan tangannya.

"Oh hanya ini masalahnya, tunggu, nona Miya. Sedang apa kau disitu dengan rambut tersangkut?" Ucap Alucard.

"Hei jangan bercanda, bantu kami!" Tegur Lesley.

"Wah datang satu lagi nih" ucap pria tadi.

"Wah kau berani sekali memegang calon putri sekolah kami ya, waduh kau akan kena masalah besar," ucap Alucard dengan tenang.

"Heh botak lepaskan aku, aku harus berbelanja baju!" Ketus Miya lalu menendang pria itu dan berjalan dengan santai, Lesley juga terlepas dan berlari sekencang mungkin.

(Kenapa gak dari tadi aja?)

"Ternyata hanya dengan itu cara mengalahkan mu, kau lemah sekali botak, Gusion kenapa kau kalah, Miya saja dengan mudah mengalahkan nya?"

Sementara itu Gusion menatap heran sahabat nya itu, bagaimana mungkin dia bisa setenang itu saat ada musuh di hadapannya.

"Kalian, akan ku kalahkan kalian lain kali!"

"Jika kami menang hadiah nya apa?" Tanya Alucard santai.

"Kami akan berikan kalian uang seratus juta, tetapi jika kalian kalah kalian harus berikan dua gadis tadi."

"Aku tidak mau, Nona Miya hanya untuk ku dan hanya aku yang boleh memiliki nya, jadi ambil saja si rambut merah," ucap Alucard santai.

"Enak saja, aku tak akan berikan dia untuk si botak, dia orang yang kucari!" Ketus Gusion.

"Yasudah, kami tak usah bertemu kalian lagi dah."

Love lock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang