Perihal coklat

441 31 1
                                    

Seorang gadis berambut Merah sedang duduk di bangku Kantin dengan seorang pria berambut cokelat di depannya.

Gusion dan Lesley menjadi pusat perhatian disana. Bagaimana bisa seorang Gusion Paxley duduk berhadapan dengan seorang gadis.

"Aku merasa risih dengan tatapan mereka," ujarnya sambil menatap sekitar.

"Kita pindah saja, ya," ucap Lesley menatap Gusion yang sibuk memperhatikan sekitar nya.

"Ah, aku tak perduli. Kita tetap disini," ujarnya lagi. Hal ini terlalu random bagi Lesley, tadi kekasihnya itu berkata risih tetapi ia tetap bertahan.

Tanpa pikir panjang mereka langsung memesan makanan yang mereka inginkan dan makan seperti biasa tanpa mempedulikan tatapan mata tiap orang disana.

Bisikan demi bisikan terdengar di telinga kedua pasangan ini. Walaupun masih pendekatan mereka sudah berpacaran.

Selesai makan mereka langsung pergi menuju kelas mereka dan melihat Alucard yang sedang molor di kelas.

"Heh, bangun!" Teriak Gusion ditelinga nya membuat sang empu terbangun.

"Ais, kau selalu menggangguku setiap aku bermimpi indah," kesalnya. Dia menatap Gusion sinis.

"Mimpi apa? Hm," godanya menatap Alucard, ia sudah menebak mimpi indahnya Alucard ini.

"Heh, kau jangan berpikir yang tidak tidak ya! Tentu saja mimpi ku indah," kesalnya sembari menjitak kepala Gusion itu.

Lesley hanya menggeleng kepala nya melihat mereka berdua, dibalik sifat cuek keduanya mereka adalah orang gila jika disatukan, gilanya melebihi Lancelot si SinGilMer (sinting gila mereng).

"Permisi, ada yang namanya Alucard," ucap seorang siswi yang sepertinya dari kelas sebelah.

"Itu aku. Kenapa?"

"Bisa kita bicara sebentar?" Tanyanya dengan gugup.

"Bilang saja."

Dia berjalan kearah Alucard dan memberikan sebatang coklat. "Tolong terima cintaku."

"Eh - ?!" Kejut semua orang yang dikelas, dia terlalu berani menyatakan cintanya, apalagi dia seorang gadis.

"Sini berikan coklat mu," ujar gadis berambut putih. Dia langsung membuka coklat itu dan memakannya. "Ini enak. Makasih."

"Eh?! Ta - tapi itu bukan untuk mu," ujarnya saat melihat gadis itu yang tak lain Miya mencomot coklatnya.

"Kenapa? Tak boleh?"

"Bu bukan begitu."

"Oh, gak boleh ya. Bilang dari tadi dong, nih," ucap Miya sambil mengembalikan coklat yang sudah setengah itu.

"MENYEBALKAN!" Teriaknya lalu pergi berlari keluar kelas dengan perasaan malu. Ingin rasanya memarahi Miya, tapi ia urungkan karena Miya bukan lawan nya.

"Makasih atas coklat nya," ujar Miya sambil melambaikan tangan nya kepada gadis itu.

"Tidak sopan, Miya," ucap Lesley kepada Miya.

"Itu hal yang biasa bagiku."

"Heh, bagi coklatnya. Lagian itu untuk ku bukan untuk mu," ucap Alucard menarik coklat yang ada ditangan Miya.

"Ais. Kau juga tak langsung menerima nya tadi, yasudah ku ambil," ucap Miya kesal.

"Astaga, kau cemburu kan karena dia menembak ku?" Ucap Alucard menggoda Miya.

"Ih, siapa juga yang cemburu. Dasar Fuckboy!"

"Seberapa susah sih mengatakan kata CEMBURU?" Ujar Alucard menekan kata cemburu di akhir.

"Aku tak akan pernah cemburu dengan pria playboy seperti mu!"

"Aku tidak playboy, di hatiku yang terdalam ada nama mu."

"Euwww, menjijikkan."

"Pasangan yang serasi," ujar Odette dari kejauhan.

"Seperti kita kan?" Ujar Lancelot.

"Mungkin."

Freya yang juga sedang disana geleng geleng kepala melihat nya. Pandangan teralih melihat Hayabusa yang terlihat sedih.

"Ais, kalian bahagia diatas penderitaan seorang. lihatlah Hayabusa dia sangat kesepian," ujar Freya. Semua orang langsung menatap Hayabusa heran.

"Kau kenapa?" Ujar Lancelot saat melihat Hayabusa.

"Ah, tidak apa apa."

"Kau berbohong, aku melihat semuanya. Kagura manjauhi mu kan?" Ucap Miya menambahi.

Semua orang terkejut dengan penuturan Miya itu. Mereka merasa iba melihat Hayabusa.

Love lock Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang