19. Ada yang datang dan ada yang pergi

4 0 0
                                    


Waktu terus berlalu ... Tanpa ku sadari yang ada hanya aku dan kenangan ....

***

S

etelah kejadian naas itu aku dan Nadya berbaikan, bahkan kami saling menjaga dan mulai erat.

Aku memang sangat mencintainya lebih dari sodaraku sendiri. Karena tak ada yang ku punya lagi selain dia.

Siang yang terik itu aku dan Nadya berpisah rute kala mengamen. Lalu, ketika lelah ku putuskan beristirahat meneduh di trotoar yang ada pohon kecilnya pas dekat sama taman kota.

Bugghh ...

"Awww!! Shhh, sialan siapa sih yang ngelempar botol sembarangan ini?" Aku menggerutu sendiri. Memungut botol air mineral yang dilempar sembarangan.

Sesaat aku menoleh dan menemukan sebuah mobil BMW mewah parkir tak jauh dari tempatku berdiri. Aku menghampirinya.

Tok ... tok .... tokk.

Ku ketuk pintu kacanya tapi tak juga dibuka. Ku ketuk lagi sedikit keras kemudian kaca di turunkan.

"Maaf nggak punya receh, " sautnya cepat dan hendak menutup kaca mobilnya, aku menahannya.

"Maaf, Tuan yang terhormat. Apa di sekolah atau di rumah anda tidak di ajarkan bersih itu indah atau bersih sebagian dari iman? Pantas saja badan bersih, kaya, ganteng tapi nggak punya adab! " ujarku berapi-api. Aku masih menahannya agar tidak meledak. Dia menaikan alis tanda tak mengerti.

Aku melempar botolnya tadi tepat ke mukanya. Belum sempat syoknya selesai aku menarik kerah bajunya, melongokkan ke jendela.

"Lihat tempat sampah kan? Untung gua yang kena botol sampah lu itu, kalo orang lain lu udah di hajar dodol!" Aku melepaskannya kembali ke dalam mobilnya kemudian berlalu pergi.

Ku dengar dia sudah bersumpah serapah tak karu-karuan.

Tak ku hiraukan, aku hanya terus berjalan meninggalkan tempat tadi. Mimpi apa aku semalam sampai harus bertemu bocah manja seperti tadi.

Ya Tuhaann! Aku menarik napas panjang dan berat. Kemudian mulai melangkah dengan penat menuju basecamp. Mungkin aku akan langsung terlelap nanti.

****

Bila aku harus mencintai, Dan berbagi hati itu hanya denganmu.
Namun, bila ku harus tanpamu akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta.
****

Malam ini aku menyendiri di atas atap rumah kosong belakang basecamp. Sendirian tentu saja.

Teman-temanku sedang pesta menikmati arak bir yang memabukan. Tapi, entah mengapa selera minumku hilang.

Aku sedang ingin di sini dan merenung saja. Memikirkan cinta pertamaku?

Ya, cinta pertamaku yang kandas beberapa tahun lalu.

Ku rasa dia adalah pria paling sempurna yang pernah ku punya.
Mungkin juga benar kata Nadya orang seperti aku nggak usah terlalu banyak berharap.

Seperti aku yang terlalu mengharapkannya yang jauh, toh seindah apapun cerita ku dulu berakhir kandas juga kan?

Aku menatap hamparan bintang yang hampa.
Selama beberapa menit seperti itu tiba-tiba hpku berbunyi tanda notif sesuatu masuk.

Waktu ku buka ada sebuah inbok masuk. Iseng ku buka dan ku balas

Wawan: Hey Tesya!

Aku: Ya siapa?

Wawan: Kenalan dulu dong.

Aku: Ok.

Wawan: Gua Wawan anak Jaksel kalo lo?

Aku: Gua nggak anak mana-mana.

Wawan: Terus tinggal lo dimana? Kasih tau dong, kali aja gua bisa main.

Aku: Gua emang nggak punya rumah. I'm ladypunk.

Wawan: Wow hebat! Gua nggak nyangka gua bisa kenalan ama anak punk cantik kaya lo.

Aku: Gombalan lo basi!

Tak sengaja senyum kecil terukir di wajahku kala membaca chattan itu.
Sejenak ku lihat dia sudah offline mungkin dia anak rumahan yang kalo masih sore sudah disuruh ngedot bokapnya.

Entahlah, terserah lagian juga aku belum terlalu mengenalnya.

Ku tengok teman-temanku di bawah yang bernyanyi dan bermain gitar mulai semakin keras teriakannya.
Mereka sudah mabok ternyata. Aku hanya tersenyum dan kembali melamun sambil memandangi bintang lagi hingga kantuk akan menyerangku.

Semoga ditidurku nanti aku ditemukan dengan pangeranku yang sebenarnya. Amiin

Tbc

Aku masih nunggu vote dan komen kalian yaa

Story of lady punk (tesya) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang