𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 1

4.8K 936 260
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Minho kini tengah duduk berhadap-hadapan dengan Felix di ruang tamu apartemennya. Kedua pemuda itu kini tengah merasa canggung satu sama lain, apalagi setelah kebodohan yang baru saja Minho lakukan...

[flashback on]

/ Mama /
Heh, siapa bilang felix
cewek? Dia emg manis
banget kan, tp dia ttep
cowok.

/ Minho /
For real ma??

/ Mama /
Cek aja.

Minho meneguk salivanya dengan kasar begitu membaca balasan chat dari sang mama. Mendadak rasa penasarannya membuncah berkali-kali lipat, dan Minho rasa ia memang harus meyakinkan dirinya sendiri.

Maka, begitu Felix selesai melepas kedua sepatunya dan kembali berdiri tegak, pemuda manis itu harus membulatkan kedua maniknya dengan terkejut saat sebelah tangan Minho mendarat tepat di atas salah satu dadanya dan meremasnya.

BRUGH!

"KAKAK NGAPAIN?!" Karena panik dan terkejut, Felix mendorong Minho hingga pemuda tampan itu menabrak rak sepatu dengan cukup keras dan menyebabkan semua sepatunya berjatuhan.

Oke baik, Minho sekarang percaya bahwa Felix itu laki-laki. Kekuatan dorongannya betul-betul tidak main-main.

[flashback off]

"Sakit banget ya kak?" Felix bertanya dengan suara gugup, ia masih tidak enak karena setelah ia mendorong Minho tadi, pemuda itu kini berjalan dengan kaki pincang sebelah.

"Gak sakit kok, rasanya geli, saking gelinya sampe pinggang gue mau remuk." Minho tersenyum sinis, membuat Felix langsung menunduk dan makin gugup.

Pedas sekali sih kata-kata Minho.

"Eum... Kebetulan Felix bisa massage- wait, what is massage in Indonesian?" Felix tampak mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu dan memasang pose berpikir.

"Pijet?" Minho membantu Felix.

"Ah yes! Right, kalo gak keberatan Felix bisa mijet punggungnya kakak, sekaligus sebagai permintaan maaf. Lagian kakak ngapain sih tiba-tiba remes dadanya Felix?!" Felix kini memandang Minho dengan kedua pipi merona.

"Ya salah lu sendiri! Ngapain jadi cowok tapi punya muka manis banget?! Kan gue jadi mikir macem-macem, gue kira mama gue nyuruh gue tinggal sama cewek." Minho merotasikan kedua maniknya malas.

"Ya kan kakak bisa nanya langsung, Felix gak bakal kesinggung kok, udah sering juga orang-orang nanya gitu." Felix menyampirkan poninya ke belakang telinga dan kembali menunduk.

Minho menarik nafas panjang.

"Oke, lupain. Sekarang karna lu bakal tinggal disini, I have some rules for you." Ujar Minho.

"What's that?" Felix memiringkan kepalanya dengan wajah polos.

Minho lagi-lagi meneguk salivanya dengan kasar, entah mengapa wajah manis Felix mengingatkannya pada ketiga kucingnya yang ada di rumah.

"Oke, first, kamar gue disini..." Minho menunjuk ke arah pintu kamarnya. "Dan kamar lu disitu." Kemudian menunjuk ke arah pintu kamar lain yang berada tepat di sebelah kamarnya.

"Lu gak perlu masuk ke kamar gue kalo gak penting-penting banget, gue gak suka area pribadi gue dimasukin orang." Ujar Minho.

Dan Felix pun mengangguk.

LUMINOSITÉ || minlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang