ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
Hari ini Minho tidak bisa pulang lebih awal; Bang Chan dan Hyunjin memaksanya untuk ikut makan di luar guna merayakan kesuksesan penjualan majalah mereka. Sebenarnya Minho tidak masalah sih, hanya saja ia merasa 'sedikit' khawatir pada Felix karena pemuda manis itu berada di apartemennya sendirian saat ini dan waktu sudah larut malam. Minho tahu Felix itu penakut sejak pemuda manis itu membangunkannya di malam hari dan memintanya untuk menemani ke kamar mandi setelah mereka berdua menyaksikan sebuah film horror, maka dari itu Minho berkesimpulan bahwa Felix itu tidak bisa ditinggal sendiri dalam waktu lama.
"Kenapa sih lu? Gak tenang amat kaya banyak utang." Tanya Bang Chan sambil menuangkan sebotol Hennessy ke gelas Minho yang sudah kosong.
"Hah? Enggak sih, biasa aja." Minho memasang ekspresi cueknya yang biasa, kemudian segera meraih gelasnya dan meneguk isinya sampai kosong hingga Bang Chan pun bisa menuangkan minuman padanya lagi.
"Heh Chan, lu tuh yang kenapa. Gue liat akhir-akhir ini kabur duluan lu tiap kelar photoshoot." Hyunjin ganti bertanya pada Bang Chan.
"Hehe..." Bang Chan hanya menyengir. Ia memang belum menceritakan pada kedua temannya perihal perkenalannya dengan seorang pemuda manis berpipi chubby berkat insiden Pocky.
"Eh guys, gue duluan ya, tante gue minta disamperin." Tiba-tiba Minho bangkit dari duduknya dan meletakkan beberapa lembar uang Rp100.000,- di meja.
"Lah, kok gitu?" Hyunjin kebingungan dan berusaha menahan pergelangan tangan Minho.
"Serius, tante gue minta dibenerin genteng rumahnya sekarang, bocor katanya. Udah ya, bye!" Minho pun beranjak dari tempat itu, meninggalkan kedua temannya yang tidak habis pikir karena alasannya yang tidak masuk akal.
"Benerin genteng? Jam 12 malem?" Bang Chan mengeryit.
"Dan gara-gara bocor, padahal ujan aja kaga." Hyunjin menyambung sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
*****
Di dalam mobilnya, Minho berusaha mati-matian menahan kesadarannya. Kadar alkohol dari Hennessy yang diteguknya tadi cukup tinggi hingga membuat Minho cukup pening saat ini. Saat akhirnya tiba di basement apartemennya, Minho pun segera memarkirkan mobilnya dan berjalan ke arah lift dengan sedikit sempoyongan.
Sementara di dalam apartemen Minho, Felix tampak terkantuk-kantuk di depan televisi. Pemuda manis itu sudah nyaris tertidur saat didengarnya suara password apartemen yang dimasukkan. Felix memang tidak akan tidur dahulu jika Minho belum pulang, ia hanya merasa kurang beretika saja jika tertidur duluan padahal sang tuan rumah belum berada di tempat.
BRUGH
Minho menabrak dinding apartemennya saat akhirnya sudah tiba di dalam, Felix pun terkejut dan segera mendekati pemuda tampan itu.
"Kak Minho, are you okay?" Tanya Felix dengan ekspresi khawatir.
"I'm good." Minho mengangguk lemah. Dan Felix dapat mencium aroma alkohol yang cukup kuat dari nafas pemuda itu.
"You're drunk huh?" Felix mengeryit sambil membantu memapah Minho hingga tiba di sofa. Minho pun segera duduk dan menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.
"Hah? Enggak." Minho menggeleng meskipun kepalanya rasanya sudah makin pening.
"Jangan bohong, wait a minute... I'll grab a glass of water." Dan Felix pun berlari pelan ke arah dapur untuk mengambilkan segelas air hangat bagi Minho. Tak butuh waktu lama pemuda manis itu kembali dan mendudukkan dirinya di samping Minho.
"Ck, you never stop huh?" Tanya Minho setelah meneguk habis air yang Felix ambilkan.
"Hah? Apanya?" Felix kebingungan.
"Pake celana pendek banget." Ujar Minho.
"Emangnya kenapa?" Felix mengeryit sambil memiringkan kepalanya. Menurutnya selama ini outfitnya selalu begini dan Minho tidak pernah protes.
GREP
Secara tiba-tiba Minho meletakkan sebelah tangannya di atas paha Felix dan mengusap paha mulus pemuda manis itu.
"It's sexy, and I hate it when you make me turn on." Bisik Minho tepat di samping telinga Felix.
Seketika Felix merasa seluruh tubuhnya meremang, ia tidak menyangka Minho bisa berbicara jujur seperti ini di saat mabuk. Mendadak niat jahilnya muncul, entah mengapa Felix malah ingin memancing Minho.
"Really? Am I sexy?" Tanya Felix sambil menyengir manis dan menumpukan dagunya di pundak lebar Minho.
"Ck, don't need to ask, baby. Gue bahkan selalu berusaha buat gak 'nyerang' lu tiap harinya." Jawab Minho sambil menoleh sekilas ke arah Felix dan mengecup kening pemuda manis itu, entah sadar atau tidak. Dan itu sukses membuat kedua pipi Felix merona malu.
"N-nyerang? What kind of nyerang?" Tanya Felix dengan jantung berdegup. Ia makin penasaran rupanya dengan reaksi Minho.
"Ya nyerang." Minho membawa sebelah tangannya merengkuh pinggul ramping Felix. "Something like... Bawa lu ke kamar gue, telanjangin lu, dan bikin lu desahin nama gue sampe pagi." Ujar Minho tanpa beban sedikitpun.
Baik, Felix sekarang speechless, senyumnya terus mengembang bagai orang gila dan kedua pipinya makin merona seperti terbakar. Bayangkan seorang pemuda tampan seperti Minho mengatakan hal-hal 'kotor' seperti yang baru saja didengarnya dalam keadaan mabuk dan kedua kancing kemeja atas terbuka hingga memamerkan dada bidangnya.
Menarik, cukup menggoda.
"Okay now, kakak harus ke kamar. Biar Felix bantu." Dan Felix pun kembali memapah Minho masuk ke dalam kamar pemuda itu, meskipun peraturan yang harus ditaatinya saat awal datang ke apartemen ini adalah ia tidak boleh masuk ke kamar Minho.
GREP
Minho tiba-tiba menarik pergelangan tangan Felix saat posisinya sudah berbaring, sehingga Felix yang tidak siap pun jatuh dalam posisi menindih tubuh Minho.
DEG
DEG
DEG
Jantung Felix berdegup cepat, sebelah tangan Minho mulai merambat memasuki piyamanya dan mengusap punggungnya. Kedua manik Minho masih terbuka dan berwarna kemerahan, Felix bahkan bingung apakah Minho masih sadar atau tidak?!
"K-kak... Kakak mau ngapain..." Felix mencoba menahan dada Minho agar tidak berbuat terlalu jauh, namun ia malah tidak berkutik saat hembusan nafas Minho mulai mengenai lehernya dan bibir pemuda itu pun akhirnya berhasil menyentuh lehernya.
"Akhh..." Felix mendesah pelan saat lidah basah Minho akhirnya membasahi leher mulusnya dan tangan pemuda itu yang berada di punggungnya mulai meremas bokongnya.
Baik, Felix tidak ingin munafik, ia mau saja 'melakukannya' dengan Minho ASALKAN pemuda tampan ini sedang dalam keadaan sadar. Felix tidak mau jika Minho sedang mabuk begini, percuma saja ia mendesah liar semalaman jika pada akhirnya Minho akan melupakan kegiatan panas mereka di pagi harinya.
"Kak, stop it, you're drunk!" Felix mencoba memberontak makin kuat, meskipun tenaga Minho betul-betul bukan tandingan bagi tubuh mungilnya. Namun akhirnya berhasil, pelukan Minho melonggar dan Felix pun akhirnya terbebas.
Felix terengah, posisinya kini berbaring tepat di samping Minho. Baru saja Felix hendak bangkit dan keluar dari kamar itu, Minho tiba-tiba mengungkungnya dalam pelukan erat.
"Sleep here, gak usah kemana-mana." Ujar Minho dalam bisikan, membuat tubuh Felix kembali meremang.
Dan akhirnya Felix pun pasrah, sudah lelah juga ia memberontak dari kungkungan Minho yang sangat kuat. Tak lama kemudian kedua pemuda itu pun terbuai ke alam mimpi dalam posisi Minho yang memeluk erat tubuh mungil Felix.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINOSITÉ || minlix (coмpleтe ✓)
Fanfiction"Namanya Felix. Dan dia udah naik kereta dari Surabaya ke Jakarta, mungkin nanti sore dia nyampe. Kamu gak usah jemput, dia katanya mau naik GrabCar aja." Seketika Minho langsung lemas. Unit apartemen ini kan punya Minho, Minho membelinya dari hasi...