"Namanya Felix. Dan dia udah naik kereta dari Surabaya ke Jakarta, mungkin nanti sore dia nyampe. Kamu gak usah jemput, dia katanya mau naik GrabCar aja."
Seketika Minho langsung lemas.
Unit apartemen ini kan punya Minho, Minho membelinya dari hasi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
BRUGH!
Minho tersungkur ke lantai saat Felix menendangnya.
Iya, betulan ditendang, pemuda tampan itu bahkan harus meringis saat bokongnya mendarat bebas di lantai yang dingin nan keras.
"IT'S NOT FUN AT ALL!" Kedua pipi Felix merona, ia masih salah tingkah mengingat posisi terakhirnya yang terbaring di sofa dengan tubuh besar Minho yang mengungkungnya.
"KOK GUE DITENDANG? SAKIT TAU!" Protes Minho sambil bangkit dari posisi duduknya di lantai dan kembali mendudukkan diri di samping Felix.
"Jangan deket-deket, don't do something naughty!" Larang Felix sambil memeluk erat sebuah bantal sofa hingga menutupi area dada dan sebagian wajah manisnya.
"Yaudahlah, gue capek mau istirahat. Lu masih mau nonton kan? Lanjut aja, tapi ati-ati kalo ntar ada yang 'gangguin' lagi." Ujar Minho sambil bangkit dari sofa dan berjalan ke arah kamarnya. Pemuda itu tersenyum jahil, yang tentu saja tidak bisa dilihat oleh Felix.
"W-wait... Kak..." Felix mencicit memanggil Minho.
"Hm?" Minho hanya berdehem tanpa berbalik.
"Eum... How to say eum..." Felix menggigit bibir bawahnya, tampak ragu hendak mengucapkan sesuatu.
"Apa, Lix? Gue ngantuk nih, hoaaamm..." Minho pura-pura menguap dan mengepalkan kedua tangannya ke atas.
"WAIT! C-can I sleep with you tonight?" Felix akhirnya berhasil mengucapkan kata-kata yang ditahannya sejak tadi. "Felix takut tidur sendiri..." Lanjutnya.
Minho terkekeh pelan, kemudian berbalik dan kembali mendekati Felix. Saat sudah berdiri tepat di depan pemuda manis itu, Minho menarik paksa bantal sofa yang masih Felix peluk erat dan melemparkan bantal itu sembarang. Kini pemuda tampan itu mendekatkan wajahnya ke wajah Felix sehingga hanya tersisa sedikit jarak di antara mereka.
"Lu takut sama setan, tapi gak takut sama gue?" Minho menyeringai nakal, Felix langsung mempoutkan bibirnya.
"Yeah, I know tidur sama kak Minho itu emang sama aja kaya ngumpanin diri ke lautan which is full of sharks, tapi being raped by a ghost juga gak lucu." Felix makin mempoutkan bibirnya yang berwarna semerah ceri.
"So, you're prefer being raped by me, huh?" Minho makin semangat menggoda Felix.
"NO! I MEAN... Ah yaudahlah terserah, you can do anything on me pokoknya Felix tidur sama kakak, oke?!" Felix meninggikan suaranya dengan kedua pipinya yang sudah semerah buah stroberi matang.
"Hahaha, dasar, lucu banget sih." Minho membawa sebelah tangannya mengusap rambut Felix, membuat rambut pirang pemuda manis itu berantakan. "Yaudah boleh, gue tunggu di kamar." Dan Minho pun mengedipkan sebelah maniknya kemudian kembali berjalan ke arah kamarnya, meninggalkan Felix yang kini membeku dengan kedua pipi makin memanas dan jantung berdegup tak beraturan.