𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 7

5.2K 882 179
                                        

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Minho membuka perlahan kedua maniknya saat sinar matahari menembus ventilasi jendelanya. Kedua maniknya masih berat dan kepalanya masih terasa sedikit pening. Nyawanya belum terkumpul seluruhnya saat sadar bahwa tubuhnya topless dan Felix tengah terlelap tepat di sampingnya dalam balutan selimut. Minho meneguk salivanya dengan susah payah, hal yang terakhir diingatnya adalah ia tengah berada di sebuah bar bersama Bang Chan dan Hyunjin, mengapa tiba-tiba ia sudah berada di kamarnya bersama Felix?!

Minho menarik perlahan selimut yang Felix kenakan, ingin memastikan apakah pemuda manis di sampingnya ini sama toplessnya dengan dirinya atau tidak? Karena jika iya, berarti telah terjadi 'sesuatu' tadi malam dan Minho akan merasa sangat menyesal karena ia tidak bisa menikmati 'hal tersebut' akibat sedang mabuk; namun jika Felix berpakaian lengkap berarti Minho lega karena masih ada kesempatan lain untuk 'melakukannya' dalam keadaan ia sadar.

Memang bodoh.

Dan Minho akhirnya bernafas lega saat Felix rupanya terlelap dalam keadaan berpakaian lengkap, berarti tidak ada yang terjadi tadi malam. Namun saat Felix mengubah posisi tidurnya menjadi telentang, kedua manik Minho membulat sempurna saat melihat beberapa kissmarks di leher mulus pemuda manis itu.

"Heh Lix, bangun Lix..." Minho mengguncang pelan pundak Felix, mencoba membangunkan pemuda manis itu.

"Eung, Felix ngantuk..." Felix meracau dalam tidurnya, tidak sedikitpun membuka kedua maniknya.

"Udah siang ini, lu ada kuliah kan?" Minho mengguncang pundak Felix sekali lagi dengan lebih keras, dan akhirnya pemuda itu pun terbangun sambil mengucek sebelah matanya.

"Loh kok Felix disini?" Felix akhirnya bangun sepenuhnya saat menyadari bahwa ia bukan tengah berada di kamarnya sendiri.

"Nah itu dia gue mau tanya juga, lu ngapain tidur disini hah?" Tanya Minho dengan ekspresi tegas.

"Oh, Felix inget, semalem kak Minho gak izinin Felix balik ke kamar." Jelas Felix dengan ekspresi polos, ia pun mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk sehingga kini berhadapan dengan Minho.

"Kenapa gue gak ngizinin lu balik?" Minho memicingkan kedua maniknya.

"Ih kak Minho tuh semalem meluk Felix kenceng banget, terus cium-cium Felix sampe lehernya Felix merah-merah, nih liat!" Felix mendongakkan kepalanya sehingga leher jenjangnya kini terpampang di hadapan Minho.

Minho menggaruk belakang kepalanya dengan bingung, bisa-bisanya Felix menjelaskan dengan ekspresi polos dan tidak merasa malu sedikitpun, sementara ia merasa bersalah karena sudah melakukan hal aneh-aneh dalam keadaan mabuk.

"Y-yaudah maaf, gue semalem mabok makanya lost control." Ujar Minho dengan suara lembut.

"It's okay..." Felix turun dari ranjang Minho. "We can 'do it' next time when you're not busy." Kemudian mengedipkan sebelah maniknya dan berlari pelan keluar dari kamar Minho, meninggalkan pemuda tampan itu yang kini memasang ekspresi blank.

"Apa katanya tadi..." Minho bermonolog sambil memandang kosong ke arah tembok kamarnya.

*****

Sepanjang perjalanan menuju kampus Felix, suasana hening. Padahal biasanya Minho selalu mengomeli Felix atau Felix akan bercerita banyak hal padanya, namun kali ini tidak. Insiden tadi pagi membuat Minho menjadi canggung dan merasa tidak enak pada Felix, apalagi kini pemuda manis itu harus mengenakan sweater turtleneck demi menutupi kissmarks di lehernya padahal cuaca di Jakarta sedang benar-benar panas.

LUMINOSITÉ || minlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang