part 4

11 3 0
                                    

~Membenci kucing~


Setelah kejadian itu Daniyah menceritakan semuanya kepada Bundanya, tentang Delvin yang dicakar sama Davin(kucing).

"Bun, nanti kita jenguk Elvin ya. Kasian Elvin," ujar Daniyah.

"Teman kamu yang ditanam tadi Nak? Kenapa?" tanya Bu Afifah pada putrinya. Daniyah duduk di sofa untuk menjelaskan semuanya.

"Tadi waktu Daniyah sama Elvin mau pulang, Elvin mau bawah pulang Davin. Tapi Elvin di cakar dan di gigit sama Davin di lengannya sampai berdarah. Mama Elvin membawa ke rumah sakit soalnya takut infeksi, Daniyah bawah pulang Davin untuk dipelihara. Nggk apa-apa kan Bun?" jelasnya.

"Iya sayang nggak apa-apa, Bunda ijinin kamu melihara kucing ini. Terus keadaan Elvin gimana?" ucapnya menatap sang putri yang terlihat sedih.

"Nggk tau Bun, nanti Bunda mau kan jenguk Elvin? Nanti Daniyah ajak Davin juga," ujar Daniyah.

"Iya sayang," jawabnya.

**

Di Rumah sakit, Delvin yang masih merasakan lengannya perih. Wajar saja karena dirinya masih kecil.

"Ma, Delvin gak mau lagi bermain sama kucing. Dia jahat udah menyakar Delvin padahal Delvin kan ingin menolongnya," jelasnya pada Mamanya. Dini hanya mendengarkan apa yang dikatakan anaknya.

Karena kejadian itu Delvin tidak lagi menyukai kucing, dia mempunyai trauma akan kucing itu.

"Anak Mama, nggak apa-apa kok. Yang penting luka kamu tidak terlalu parah. Niat kamu untuk menolong kucing itu sangat baik. Tapi harus berhati-hati juga," ucap Dini menasihatinya.

"Anak Ayah kan cowok, harus lebih tegar dong seperti Ayah," ucapnya menguatkan Delvin yang terlihat masih mengingat kejadian itu.

"Sekarang kamu istirahat biar lebih tenang sayang," ucap Dini. Delvin pun mulai memejamkan matanya.

Orang tua adalah penasehat terbaik untuk anaknya, beliau tak pernah lelah untuk selalu berada disisi anaknya kapanpun dan dalam keadaan apapun.

Di sisi lain Daniyah dan Bundanya bersiap-siap untuk menjenguk Delvin. Tak lupa Daniyah memakaikan kalung berwarna biru di leher Davin.

"Sudah siap sayang?" tanya Afifah yang melihat putrinya memakaikan kalung pada kucing kesayangannya.

"Sudah Bun, Elvin pasti senang melihat Davin," ucap Daniyah.

Mereka pergi berdua karena Papanya sedang ada di kantor. Afifah menjalankan mobilnya menuju rumah sakit yang di tunjukkan Daniyah.

Sampai di rumah sakit, Afifah mencari dimana ruangan tempat teman anaknya di rawat.

"Assalamualaikum," membuka pintu ruangan. Di dalam sudah ada kedua orang tua Delvin dan Delvin yang berbaring di ranjang.

"Waalaikumsalam," ucap Dini.

"Lho. Mbak Afifah," kaget Dini ketika melihat Afifah yang dulu pernah melahirkan satu rumah sakit.

"Mbak Dini," ucap Afifah.

"Ini anakmu Delvin?" lanjutnya bertanya. Dia berfikir bahwa teman dari anaknya itu adalah Delvin anak Dini.

"Iya Mbak. Ini Delvin anakku, dan ini Daniyah cantik sekali sayang," ujarnya ketika melihat anak di samping Afifah.

Memang sudah 7 tahun mereka tidak pernah bertemu, semenjak kelahiran anak mereka masing-masing. Dan sekarang mereka dipertemukan kembali di rumah sakit.

Allah itu maha adil, sejauh apapun seorang hamba terpisahkan. Bagaimanapun akan dipertemukan kembali di waktu yang telah ditentukan.

Akhirnya mereka pun berbincang-bincang untuk mengobati rasa rindunya. Dan pembicaraan itu berlanjut sampai perjodohan yang pernah mereka rencanakan untuk kedua anaknya.

Delvin masih tertidur dan Daniyah menunggu di sisi ranjang sampai Delvin terbangun. Daniyah masih kecil belum mengerti yang namanya perjodohan.

"Elvin, kamu bangun. Ini aku bawah Davin," ucap Daniyah. Tidak lama Delvin terbangun dari tidurnya. Dia terkejut saat ada kucing disisi ranjangnya.

Trauma itu masih menghantuinya, dia tidak mau di bawah ke rumah sakit lagi karena hewan itu.

"Jauhkan dia dari aku, bawah pergi. Ahh aku tidak mau. Pergi," teriak Delvin menutupi seluruh badannya dengan selimut.

"Tapi ini Davin, katanya kamu mau merawatnya makanya aku bawah ke sini," ucap Daniyah.

"Nggak, pergi. Pergi," teriak Delvin lagi. Kedua orang tua Delvin sangat tidak menyangka bahwa putranya trauma berlebih terhadap kucing.

Karena tidak mau ada keributan di rumah sakit, Afifah pun membawa Daniyah bersama kucing yang di bawahnya untuk keluar. Mereka menunggu di depan ruangan.

Dini memanggil Dokter untuk memeriksa keadaan anaknya.

"Gimana Dok?" tanya Reno.

"Anak Ibu sepertinya mengalami trauma berlebih terhadap kucing. Dia terkena fobia mungkin akan sembuh dalam kurun waktu yang lumayan lama," ucap Dokter setelah memeriksa keadaan Delvin.

"Saran saya, untuk beberapa waktu jangan sampai Delvin melihat kucing lagi. Karena dia akan mengingat kejadian yang pernah dialaminya," lanjutnya.

"Baiklah Dok," ucap Dini. Melihat kondisi Delvin saat itu Dini terlihat sedih. Disaat umurnya masih 7 tahun dia harus mengalami hal seperti itu.

Afifah dan Daniyah masuk ke ruangan setelah Dokter keluar. Dini menjelaskan semua apa yang dikatakan dokter pada Afifah. Dia mengerti dan paham.

"Elvin, Daniyah janji akan merawat Davin sampai dewasa. Nanti Daniyah dan Davin tunggu Elvin sembuh yah biar Elvin tidak membenci Davin," ucap Daniyah sebelum pergi dari ruangan. Delvin tidak mendengar karena dia tertidur akibat suntikan yang diberikan dokter. Tapi dia bisa merasakan apa yang dikatakan Daniyah.

...

Halo hay^^

Tunggu kelanjutan cerita Delvin dan Daniyah 🎊

Boyfriend Has Aulirophobia [Revisi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang