Part 17

3 1 0
                                    

~Belajar Ikhlas~

***
Pagi ini Daniyah bangun dari tidurnya, dia mencari dimana keberadaan kucingnya itu. Tidak biasanya Davin tidak ada dalam kandang.

"Bunda,"teriak Daniyah. Dia terlihat panik karena Davin tidak ada.

"Kenapa sayang?"tanyanya.

"Bunda lihat Davin gak? Dia gak ada di kandang. Biasanya kalau Daniyah bangun dia bersuara tapi tadi tidak ada suara Davin Bun,"jelasnya.

"Tenang sayang, Davin pasti masih di sekitar rumah kita cari sama-sama. Soalnya Bunda juga tidak melihat ada Davin keluar,"ucapnya.

Mereka pun mencari Davin di sekeliling rumah, namun belum ada jejak keberadaanya. Daniyah bertanya kepada Satpam di sekitar tempatnya tinggal.

"Pak, mau nanya lihat ada kucing yang pakai kalung warna biru gak pak? Bulunya lebar warnanya agak abu putih gitu,"jelasnya.

"Dari tadi saya tidak melihat kucing yang adek ceritakan itu, memangnya kucing kamu dimana?"tanyanya.

"Kucing saya hilang pak, tadi malam masih ada di kandang. Saya takutnya nyasar pak tolong bantu saya,"lirihnya.

"Iya dek, nanti kalau saya lihat pasti langsung kabarin. Jangan nangis ya,"ucapnya menenangkan Daniyah.

"Davin kamu dimana si." Daniyah mengusap air katanya yang terus menetes.

Disaat sudah benar-benar menyayangi sesuatu itu rasanya tidak mau kehilangan. Apa yang sudah berhubungan tentangnya tidak bisa begitu saja dilepaskan dalam hati.
-Daniyah

"Davin dimana kamu,"batin Daniyah. Dia sudah mencari keliling komplek dan sekitar rumahnya namun tidak di temuinya.

"Adek kenapa?"tanya seseorang.

"Kucing saya hilang tante,"ucapnya.

"Kucing?"ujarnya.

"Iya, tante lihat kucing aku?"tanya Daniyah.

Orang itu pun berfikir sejenak, lalu menjelaskan apa yang dia lihat tadi.

"Tadi ada orang yang menaiki motor, tante lihat dia menabrak seekor kucing lalu membawanya untuk di kubur karena sudah mati,"jelasnya.

"Ciri²nya gimana tante?"tanya Daniyah.

"Itu gak mungkin Davin,"batin Daniyah.

"Bulunya agak Abu, pakai kalung warna biru itu yang tante lihat. Soalnya langsung di bawah sama si penabrak,"jelasnya.

"Tante kenal siapa yang nabrak?"tanya Daniyah. Matanya sangat berkaca-kaca.

"Tante tidak tau nak, itu kucing kamu?"tanyanya.

"Iya tante, ciri-cirinya mirip sama Davin,"ucap Daniyah.

"Jangan nangis ya nak, Ayo tante antar pulang,"ucapnya. Dia membawa Daniyah pulang.

Sampai di rumah Daniya berteriak dan mengadu ke bundanya.

"Bunda." Daniyah berlari memeluk bundanya.

"Kenapa sayang?"tanyanya.

"Jadi, kucing anak ibu di tabrak sama orang,"jelas wanita itu.

"Davin Bun,"lirihnya.

"Iya bunda ngerti, Daniyah sabar ya harus ikhlas. Nanti bunda beliin kucing yang baru,"ucapnya menenangkan.

"Kalau begitu saya pamit ya bu, assalamualaikum,"ujarnya.

"Waalaikumsalam, terimakasih sudah mengantar anak saya pulang,"ucapnya.

"Sama-sama".

"Kita masuk yuk nak, jangan sedih lagi,"ujar bunda Daniyah.

Daniyah masih tidak habis fikir, kenapa dia harus kehilangan Davin. Yang sudah ia rawat dari kecil sekaligus kenangan terindah bersama Delvin.

"Davin maafin aku,"ucap Daniyah menatap kandang Davin.

Biarpun nanti ada ganti yang baru, tapi yang pertama tidak akan terlupa karena sudah banyak menumbuhkan cerita.
-Daniyah

"Gimana aku cerita ke Delvin,"ucapnya.

Dari pagi sampai malam tiba, Daniyah masih memikirkan Davin. Bagaimana tidak dia yang sudah merawatnya tapi saat Davin mati dia tidak melihat.

"Sayang." Ayah dan bunda Daniyah ingin memberikan surprise ke anaknya agar tidak lagi sedih.

Daniyah pun beranjak dari tempat tidur lalu membukakan pintu.

"

Surprise," ucapnya membawakan kucing untuk Daniyah.

"Ini namanya Wisky," lanjut bundanya.

"Kamu rawat dia seperti Daniyah rawat Davin ya, dia udah tenang di sana nak. Davin pasti senang kalau lihat Daniyah tersenyum," ujarnya.

"Iya Bun, Yah." Daniyah pun mengambil Wisky dan membawanya ke kamar. Kedua orang tua-Nya pun membiatkan Daniyah beradabtasi dengan kucing barunya.

"Wisky, jangan nakal ya. Aku akan rawat kamu sampai besar, doain Davin ya aku kangen sama Davin," ucap Daniyah kepadanya. Wisky pun hanya mengeong padanya.

Daniyah pun beranjak untuk tidur, matanya sangat sembab karena seharian menangis. Namun hatinya sedikit lega karena dapat pengganti.

Walaupun yang baru jauh lebih baik, namun yang lama tidak akan bisa terlupa dari ingatan kecuali pelan-pelan terbiasa, menerima dan mengikhlaskan.
-Daniyah

***
Pagi ini Daniyah bangun untuk memulai hal baru dalam hidupnya. Pelan-pelan dia mengikhlaskan sesuatu yang telah pergi dan menyayangi yang ada.

"Selamat pagi Wisky," ucap Daniyah memberikannya makan.

"Wisky, doain Daniyah ya. Bentar lagi Daniyah lulus," lanjutnya.

Wisky pun hanya mengeong, dia beranjak ke pangkuan Daniyah setelah selesai makan.

"Wisky mau main? Nanti ya tunggu Daniyah pulang dari sekolah. Aku ke sekolah dulu," ucapnya. Daniyah pun memasukan Wisky ke dalam kandang lagi.

Dia bersiap untuk berangkat ke sekolah, Daniyah menuruni tangga dan menghapiri bundanya di meja makan.

"Ayah udah berangkat ya bun?" tanyanya.

"Iya, tadi ayah budu-buru mau ada meeting. Kamu udah siap? Sarapan dulu nak,"ucapnya.

Daniyah pun mengambil makanan yang sudah bundanya siapkan lalu memakannya.

"Aku berangkat dulu ya bun, jaga Wisky selama Daniyah ke sekolah,"ujarnya.

"Iya sayang, hati-hati ya." Daniyah pun mencium punggung tangan bundanya.

"Assalamualaikum,"ucapnya.

"Waalaikumsalam."

Menjalani hari dengan penuh bahagia menghilangkan rasa sedih dalam dada, karena sedih dan bahagia adalah sebuah anugrah terindah dari yang maha kuasa.

***

Boyfriend Has Aulirophobia [Revisi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang