part 12

3 1 0
                                    

~Gagal Olimpiade~

**

Setelah sudah banyak persiapan yang dilakukan Delvin, kini tiba saatnya buat menunjukkan yang terbaik.

"Kamu sudah siap Vin?" Tanya Vanno.

"insya Allah harus siap," jawabnya tanpa keraguan.

"Semangat," ujar Airin yang terlihat memberikan semangat. Delvin hanya tersenyum mengerti. Airin membalas senyumannya senang.

Saat lomba akan di mulai, peserta olimpiade matematika diberikan tiga babak. Babak pertama seluruh peserta diberikan soal uraian.

Delvin berusaha mengerjakan setiap soal yang diberikan sebaik mungkin. Babak kedua, para peserta diberikan soal Eksplorasi. Delvin mengerjakan dengan teliti.

Pada babak ketiga, disajikan soal isian singkat. Delvin pun mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Apapun hasilnya dia pasrahkan sama Allah SWT.

**
Ada rasa deg-degan dalam diri Delvin, dia ragu apakah dia akan lolos ke babak selanjutnya atau tidak. Dan ternyata, Delvin belum lolos ke babak selanjutnya. Kecewa, pasti. Tapi itu tidak membuat Delvin menyerah. Kegagalannya itu yang membuatnya bersemangat lagi.

Walaupun sedikit mengecewakan, tapi Delvin yakin dia akan lolos di lain kesempatan jika mau berusaha.

Airin dan Vanno menunggu kabar dari Delvin. Saat Delvin menghampiri mereka, bukan wajah sedih yang Delvin tunjukkan. Tapi wajah penuh keceriaan.

"Vin, gimana hasilnya? Kamu lolos?" Tanya Vanno penasaran. Terlihat dari wajah Delvin yang menutupi kesedihannya dengan senyuman.

"Aku belum lolos, mungkin di lain waktu aku bisa mendapatkan juara," jawabnya pasrah tapi tidak pantang menyerah.

"Kamu yang sabar ya Vin, aku yakin kamu bisa lolos di lomba-lomba selanjutnya. Tetap semangat ya," ucap Airin menguatkan. Delvin pun hanya tersenyum.

Kegagalan di hari ini akan aku jadikan pelajaran untuk melangkah lebih baik lagi. ~Delvin.

**
Sejak saat pulang dari olimpiade, Delvin lebih giat mempelajari soal-soal yang ada di internet maupun buku yang dia pinjam di perpustakaan sekolah.

Dini melihat semangat Delvin sangat bangga, dia bukanlah orang yang mudah menyerah.

"Soal ini sangat menantang, aku jadi pengen lebih tau tentang ini," ucap Delvin bermonolog sendiri.

Dini yang melihat jam dinding sudah hampir larut malam, Dini mengecek kamar Delvin apakah putranya sudah tidur atau belum. Ternyata Delvin masih sibuk dengan buku-bukunya.

Dini menghampiri Delvin, terlihat wajahnya sangat kelelahan.

"Sayang, ini udah larut. Kamu belum tidur?" Tanya Dini pada putranya.

"Nanti Ma, Delvin masih pengen nyelesein soal ini," jawab Delvin masih menulis.

"Sayang, kesehatan kamu harus di jaga. Besok bisa di lanjut lagi. Mama tau kamu hebat, tapi Istirahat juga perlu," ujar Dini menasehati.

Apa yang dikatakan Mamanya benar juga, kesehatan jauh lebih penting. Delvin pun menuruti apa kata Mamanya, dia menaruh pulpen dan menutup bukunya beranjak ke tempat tidur.

"Selamat malam , Ma," ucap Delvin perlahan menutup matanya. Dini mengambil selimut lalu menutupi badan Delvin.

"Selamat malam juga sayang," jawabnya perlahan mengelus rambut Delvin penuh kasih sayang lalu mencium keningnya. Dini pun membiarkan Delvin beristirahat, dia menutup pintu kamar Delvin pelan.

**

"Darimana Ma?" Tanya Reno sedikit mengucek matanya melihat Dini dari luar.

"Dari kamar Delvin, Yah. Delvin gagal olimpiade tapi Delvin tidak pantang menyerah. Dia sampai rela nggak tidur untuk belajar, Mama bangga sama Delvin," ucapnya duduk di atas ranjang.

"Delvin itu hebat, Ayah yakin dia bisa melewati semuanya. Sekarang Mama tidur," ujarnya. Dini pun merebahkan tubuhnya di samping Reno.

"Selamat malam, jangan lupa berdoa." Mereka pun lelap dalam tidurnya.

Istirahat itu perlu, sebanyak apapun dan seberat apapun cobaan yang kamu hadapi jangan terlalu dipaksakan. Ada saatnya kamu menenangkan diri agar siap untuk menghadapi rintangan selanjutnya.

Hidup harus terus berjalan, jangan menyia-nyiakan kesempatan. Allah memberikan nikmat yang beribu untuk kita selalu mensyukuri anugerah yang diberikannya.

**

Pukul 04.30. Delvin terbangun dari tidurnya dia mengambil air wudhu dan beranjak melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat Delvin membaca Al-Qur'an.

"Bismillahirrahmanirrahim, kul huwallah huahad allahushomat ..."

Setelah membaca Al-Qur'an Delvin kembali ke meja belajarnya untuk melanjutkan mengerjakan soal yang tadi malam belum sempat dia kerjakan.

Dini dan Reno sudah bangun dari tadi, setelah mereka sholat subuh Dini memasak ke dapur dan Reno mempersiapkan berkas untuk di bawahnya ke kantor.

Setelah selesai mengerjakan Delvin bersiap untuk berangkat ke sekolah. Biasanya di hari Selasa tidak terlalu padat seperti hari Senin kemarin.

Delvin menyusuri tangga menuju ruang makan, sudah ada Reno dan Dini yang menunggu Delvin disana.

"Pagi Yah, Ma. Mama masak kesukaan Delvin," sapa Delvin.

"Pagi sayang, iya Mama masak nasi goreng kesukaan Delvin. Kamu makan ya," ucap Dini mengambilkan nasinya ke piring.

"Makasih Mama cantik," puji Delvin.

"Yah, maafin Delvin ya kemarin belum bisa lolos di olimpiade. Maaf sudah mengecewakan semua," ujar Delvin merasa belum bisa membanggakan Ayahnya. Reno justru sangat bangga dengan Delvin, biarpun gagal tapi tidak menyerah.

"Ayah bangga sama kamu Vin, kamu harus jadi lelaki yang hebat seperti Ayah kamu ini okeh!" Ucapnya memberikan semangat. Senyum Delvin mengembang, dia bahagia punya Ayah dan Mama yang baik seperti mereka.

"Delvin akan buktikan Yah, Delvin sayang Ayah sama Mama. Aku tidak mau mengecewakan kalian lagi," batin Delvin menatap kedua orang tua-Nya bergantian.

Gagal coba lagi, jatuh BANGKIT lagi sampai menuai hasil terbaik yang di ridhoi-Nya.

....

Boyfriend Has Aulirophobia [Revisi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang