~Rindu Delvin~
**
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Afifah. Melihat Daniyah dari pagi tidak bersemangat.
"Bun, kita kapan tinggal di rumah lama lagi? Daniyah kangen sama Elvin," ucapnya terlihat sedih.
Memang sudah beberapa tahun Daniyah memendam rindu itu, dia ingin menepati janjinya saat sudah dewasa akan pergi ke taman melihat pelangi bersama Delvin.
"Tunggu Ayah selesai pekerjaannya sayang, mungkin masih beberapa tahun lagi bahkan bisa sampai kamu SMK atau kuliah. Yang sabar ya," ucap Afifah menenangkan Daniyah.
Matanya berkaca-kaca kerinduannya terhadap sahabat kecilnya itu tidak dapat di bendung lagi.
Davin, kucing yang Daniyah rawat sejak kecil sampai sebesar ini. Sudah sangat lama perpisahan itu terjadi.
Aku bisa menahan lapar sampai sehari, tapi tidak bisa bertahun-tahun. Aku bisa menahan rindu semenit, tapi tidak bisa sampai selamanya. ~Daniyah.
"Daniyah pamit ya Bun, assalamualaikum," ucap Daniyah mencium punggung tangan Afifah.
"Waalaikumsalam." Daniyah pergi dengan wajah yang kurang bersemangat.
Daniyah pergi ke sekolah menaiki sepeda, dia mengayuh sepedanya pelan. Karena jelas pikirannya sedang tidak baik.
"Daniyah," panggil seorang dari kejauhan.
Dia adalah teman Daniyah di SMP, namanya Februari Andini biasa dipanggil Febi. Nggak aneh memang, karena dia lahir di bulan februari. Ayahnya bernama Pak Somat tapi bukan jualan tomat, dia lurah. Jangan berani-berani. Ibunya Angryyani, bukan Angry bird.
Daniyah menghampiri Feby, dia menghentikan sepedanya di depan rumah Feby.
"Kenapa?" Tanya Daniyah.
"Biasa," ucapnya malu-malu.
"Yasudah ayo naik, tapi kamu yang di depan ya aku yang bonceng. Soalnya aku lagi pusing, kalau boncengin kamu bisa oleng," jelasnya.
Memang sudah biasa Feby menunggu Daniyah di depan rumah. Bukan tidak punya sepeda sendiri tapi seru aja berangkat dan pulang sekolah bareng sahabat.
Jangan berfikir kalau anak lurah nggak punya kendaraan, bisanya cuman numpang. Tapi dia seperti itu bermaksud baik.
"Oke siap." Febi pun menggambil alih sepeda Daniyah lalu mengayuhnya menuju sekolah.
**
Sampai di sekolah seperti biasa Daniyah memarkirkan sepedanya di tempat parkir.
Tidak seperti zaman dulu sepedanya hanya di tempatkan di rumah orang di bawah pohon pula. Pulang sekolah rantainya udah nggak ada:)).
"Pagi Daniyah," sapa Dio Ario. Dio adalah teman Daniyah yang sangat ingin dekat dengan Daniyah, namun Daniyah cuek terhadapnya.
"Pagi," jawab Daniyah cuek.
"Aku nggak disapa? Gorio Rio emang jahat," sindir Febi pada Dio.
"Pagi Feb," ucap Dio terpaksa.
"Nggak ikhlas," jawab Febi kesal. Daniyah berlalu meninggalkan kegaduhan mereka berdua.
"Daniyah," teriak Febi lalu meninggalkan Dio sendiri. Dio yang melihat Febi menggelengkan kepalanya.
Febi berjalan di samping Daniyah mencoba menyeimbangkan langkah kakinya.
"Dan, kamu udah ngerjain PR?" Tanya Febi sambil berjalan melangkahkan kaki pelan agar seiringan dengan Daniyah.
"Udah. Tadi malam aku kerjain ditemenin Davin," ucap Daniyah tanpa berfikir panjang.
"Davin? Siapa? Kenalin dong," ujar Febi penuh pertanyaan.
"Kepo," ujar Daniyah menjulurkan lidahnya lalu berlari meninggalkan Febi yang memberhentikan langkahnya.
"Daniyah sama kaya gorio Rio. Menyebalkan," ucap Febi bermonolog sendiri.
Febi pun melanjutkan perjalanan menuju kelas.
"Daniyah," panggil kepala sekolah. Daniyah pun menghampiri kepala sekolah yang bernama Pak Deni.
"Iya ada apa Pak?" Tanya Daniyah tidak mengerti.
"Besok kamu ikut lomba olimpiade sains bisa?" Ujar Pak Deni pada Daniyah.
"Tapi Daniyah tidak ada Persiapan Pak, ini terlalu mendadak," jawab Daniyah.
"Kamu ada waktu hari ini dan nanti malam buat belajar, saya mau kamu yang mewakili sekolah kita. Bisa kan?" Ujarnya lagi. Daniyah masih berfikir.
"Sebenarnya aku tidak masalah, toh sains kan pelajaran kesukaan aku. Sekalian hari ini pelajaran matematika lagi, Daniyah mending ikut olimpiade aja deh," batin Daniyah bergulat dengan pikirannya sendiri.
"Baik Pak, Daniyah bersedia," ucap Daniyah setelah banyak mikir.
"Bapak yakin kamu bisa juara, semangat. Semoga kamu membanggakan sekolah ini," ucapnya mempercayakan Daniyah.
"Aamiin." Daniyah pun menuju perpustakaan untuk mencari buku yang akan dipelajarinya.
**
Saat hendak mengambil buku, ada tangan seseorang yang mau mengambil buku itu juga. Secara bersamaan tangan Daniyah dan orang di sampingnya memegang buku yang sama.
"Ini buat kamu saja, kamu mau ikut olimpiade sains kan?" Ucapnya menyerahkan bukunya.
"Iya, kok bisa tau?" Tanya Daniyah penasaran.
"Tadi nggak sengaja dengar," ucapnya.
Daniyah pun hanya tersenyum, mengangguk lalu beranjak mencari tempat yang pas untuk belajar.
"Cantik," ujarnya. Namun Daniyah tidak mendengarnya.
Bertemu tak sengaja, cinta datang tiba-tiba dan izinkan aku mencintaimu dengan caraku.
-someone...
![](https://img.wattpad.com/cover/238811154-288-k241906.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend Has Aulirophobia [Revisi]✓
Fiksi RemajaKucing adalah hewan yang sangat menggemaskan. Tak jarang jika banyak orang menyukainya, bahkan dijadikan hewan peliharaan. Namun bagaimana jika ada seorang yang sangat menakuti hewan lucu itu?? Berawal dari ingin menolong, tapi berakhir menjadi pemb...