Ray menepuk jidatnya sendiri dan kali ini merasa khawatir dengan nasib dirinya sendiri.
"Mampus gua," ucap Ray menghakimi dirinya sendiri.
Ray sontak mencoba menghubungi Jane dan menjelaskan semuanya. Namun, beberapa kali Ray mencoba menghubunginya tetap tidak ada jawaban dari Jane, bahkan ponselnya sekarang susah untuk di hubungi.
Ray semakin cemas dan mencoba untuk selalu berpikir positif. Ray kali ini mencoba untuk mengirim pesan kepada Jane berharap besok pagi Jane membacanya dan bisa memaafkannya.
Raymon Gunawan
Jane, maaf ya
Aku gak ada maksud lupa
ngabarin kamu
Besok pagi,
Seperti biasa aku jemput kamu
See you Jane ❤Ray melempar ponselnya ke atas kasur dengan sembarangan dan Ray mulai merebahkan badannya melelapkan kedua matanya.
* * * * * *
Matahari mulai menampakkan sinarnya, Ray yang tengah terlelap tidur merasa ada sedikit cahaya yang menyinari kedua matanya hingga terbangun. Ray membuka ponselnya dan melihat jam di ponselnya."JANE!" Ray terbangun dari posisi tidurnya, mengingat kejadian malam yang menimpa dirinya terhadap Jane.
Ray mencoba kembali menghubungi Jane. Namun, Jane tetap menghiraukan panggilan Ray sejak semalam.
"Pesan gua belum dibaca juga," ucap Ray mulai khawatir.
Ray sontak bergegas berlari ke kamar mandi, membersihkan diri dan siap-siap untuk menjemput Jane.
"Ray gak sarapan dulu?" Teriak Lestari--mamanya Ray.
"Ngga mah, Ray buru-buru," balas Ray tidak kalah hebohnya.
"Paling ngurusin Jane dia mah." Kekeh Rian--kakanya Ray.
Lestari hanya menggelengkan kepalanya melihat anak keduanya berlari dan pergi terburu-buru hingga lupa mengucapkan salam pada dirinya.
Ray mengendarai motornya dengan sangat kencang, pikirannya kali ini hanya tertuju pada Jane dan ingin segera bertemu dan meminta maaf padanya.
Ray tersenyum ketika melihat sosok perempuan yang sangat ia sayang telah berdiri di depan pagar rumahnya. Ray sempat merasa heran Jane tidak biasanya menunggu di luar rumah, biasanya ia selalu menunggunya di dalam rumah.
"JANE!" Ray memanggil Jane dan memasang senyum semanis mungkin. Namun, Jane hanya menoleh dan menghiraukan Ray.
Ray turun dari motornya dan mengampiri Jane yang menghiraukannya.
"Jane, masih marah?" Tanya Ray dengan sangat lembutnya.
Jane tetap diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dan enggan menoleh ke arah Ray sedikitpun.
Ray meraih kedua tangan Jane, sontak Jane terkejut dan mulai membalas menatap Ray.
"Jane, aku minta maaf, aku gak ada niat sedikitpun buat lupa ngabarin kamu," Ray mulai menjelaskan dengan terus memegang tangan Jane.
"Jane, plis maafin aku," Ray semakin menggenggam erat kedua tangan Jane.
Jane yang sejak awal tidak mengeluarkan sepatah kata pun melepaskan genggaman tangan Ray, "Maaf, aku gak bisa."
Ray terkejut dengan sikap Jane yang menurutnya ini bukan menjadi suatu kebiasaan baginya.
"Kenapa Jane?"
"Aku mau kita cukup sampai disini saja,"
Deghhh
Jantung Ray tiba-tiba berdetak kencang mendengar pernyataan Jane yang baru saja ia ucapkan. Pikiran Ray kali ini kemana-mana dan mulai menimbulkan pikiran negatif tentang hubungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle of Feelings
Teen FictionAku memang tidak mencintaimu, bahkan dengan lantangnya aku bisa mengatakannya. Tapi ... Mengapa aku merasa tidak suka ketika melihat mu dengan seseorang yang mungkin dia jauh lebih baik dariku bahkan bisa membahagaikanmu. ~ Jane Widiawati Kamu yang...