PART 16

35 2 0
                                    

Peringatan!
Maafkan typo yang bertebaran
Gambar yang di atas merupakan ilustrasi yang terjadi di setiap partnya ya
Yuk!
Pertajam halunya

----------------------


"Dok gimana keadaan anak saya?" tanya Yunus yang sedari tadi menunggu dokter di depan pintu ruang rawat inap.

"Bapa tenang saja, anak bapa baik-baik saja," ucap dokter tersebut mengembangkan senyumannya.

"Tapi kenapa anak saya bisa pingsan dok?" Citra begitu mengkhawatirkan anak gadisnya ketika mendengar Elsa pingsan dan menggigil saat kehujanan.

"Itu di sebabkan perubahan suhu ekstrim bu, pada saat hujan suhu yang awalnya normal menjadi dingin terutama di bagian kepala dan memaksa tubuh untuk beradaptasi lebih cepat, itu yang menyebabkan terjadinya pusing di kepala, apalagi ini hujan pertama di tahun ini." Dokter menjelaskan dengan sangat terang kepada Citra, memberikan sedikit pengertian tentang keadaan anaknya.

"Bapa, Ibu tenang saja. Elsa hanya butuh waktu istirahat," ucap dokter kembali menenangkan kedua orang tua Elsa.

"Terimakasih banyak Dok." Reza tersenyum dan menundukkan sedikit kepalanya memberi hormat kepada dokter.

* * * * * *

Ray memarkirkan motornya terburu-buru, dengan cepatnya ia melepaskan helmnya dan menyimpannya di kaca spion motornya. Ray melangkahkan kakinya dengan tempo yang sangat cepat, mencari seseorang dan berharap dia telah sampai di sekolah lebih awal dari dirinya.

Tepat di depan kelas XI-Ipa 3, Ray dengan nafas yang masih terengah-engah menatap seluruh ruangan hingga ke penjuru ruangan kelas tersebut. Namun, seseorang yang sedang ia cari tidak ada di dalam kelas, bahkan kedua temannya pun tidak terlihat sama sekali.

Ray kembali melangkahkan kakinya, ia memutuskan untuk menunggunya di gerbang utama sekolah. Setiap langkah kakinya Ray tidak lepas memandang sekelilingnya, menatap seluruh siswa dan siswi yang mulai memadati koridor sekolah.

"DINI!"

Dini baru saja sampai di depan sekolah, menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya sibuk memainkan ponselnya. Dini menoleh ketika seseorang tiba-tiba memanggilnya.

"Kenapa?" tanya Dini sedikit terkejut ketika Ray tiba-tiba memanggil namanya.

"El belum sampai ke sekolah?" tanya Ray penasaran, mengingat dirinya ingin menjelaskan sesuatu pada Elsa.

Dini dibuat melongo dengan pertanyaan Ray baru saja, bagaimana mungkin Ray belum mengetahui kabar Elsa saat ini? Setahu Dini, keduanya sangat dekat akhir-akhir ini, bahkan Dini pikir Ray adalah orang pertama yang Elsa kabari tentang keadaannya.

"Lu serius gak tau kabar Elsa?" tanya Dini memastikan, bisa saja Ray hanya bergurau bertanya mengenai Elsa padanya.

Ray menatap Dini tidak mengerti, "Emang Elsa kenapa Din?" Entah mengapa tiba-tiba perasaan Ray saat ini menjadi tidak enak memikirkan keadaan Elsa.

"Elsa kan gak sekolah, dia masuk rumah sakit," ucap Dini menjelaskan secara perlahan.

Ray tertegun, jantungnya berdetak. Pantas saja saat Ray ingin menjemput Elsa di rumahnya, rumah Elsa sangat sepi, seperti tidak ada penghuninya sama sekali. Ternyata Elsa masuk rumah sakit, dan entah kenapa Elsa tidak mengabarinya.

"Ray, lu gapapa?" Dini menatap ekspresi kebingungan Ray. Sebenarnya Dini juga tidak kalah terkejut kenapa Elsa tidak mengabari Ray sama sekali, hanya saja Dini tidak ingin terlalu ikut campur dalam masalah pribadi temannya dan juga Ray.

Circle of FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang