Peringatan!
Maafkan typo yang bertebaran
Gambar yang di atas merupakan ilustrasi yang terjadi di setiap partnya ya
Yuk!
Pertajam halunya----------------------
Di hadapan cermin seorang perempuan berkulit putih dengan mata sedikit sipit sedang memandangi wajahnya dan mengembangkan senyumannya. Di setiap pinggiran rambut bagian kanan dan kiri ia ambil sedikit diikat dan di gabungkan menjadi satu di bagian belakang rambutnya.
"Tinggal pakai parfum beres deh," gumam Elsa kepada dirinya sendiri.
Elsa mengambil parfum evangeline black sakura yang sudah menjadi parfum kesukaannya. Selain wanginya yang harum dan menyejukkan, menurut Elsa parfumnya juga tahan lama, cocok untuk dirinya yang aktif mengikuti beberapa kegiatan di sekolah.
Elsa menghirup aroma parfumnya sendiri dengan memejamkan kedua matanya dan mengembangkan senyuman manisnya. Kini Elsa sudah sangat rapih dan siap untuk berangkat sekolah. Elsa menuruni anak tangga satu persatu, melangkahkan kakinya menuju meja makan.
"Buset wangi banget de," ucap Reza yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.
Elsa hanya menoleh dan tersenyum penuh keterpaksaan, tangannya sudah sibuk meraih roti tawar dan mengoleskannya dengan selai coklat dan taburan keju yang berada didepannya.
"Tumben kaka dah bangun?" Tanya Elsa dengan meneguk segelas susu yang sudah disiapkan oleh mamanya.
"Terserah kaka lah," jawab Reza dengan singkatnya
Elsa berdecak kesal, ingin rasanya ia mengutuk kakanya saat ini juga.
"Oh iya de, mulai sekarang kamu bawa motor sendiri ya ke sekolah."
Elsa mengerutkan keningnya dan menatap Reza tajam, "Kenapa?"
"Kaka udah punya cewe sekarang, jadi kamu belajar bawa motor sendiri, oke," Reza mengelus puncak kepala Elsa, mencoba membujuk adik satu-satunya itu.
"Sombong banget si, Elsa gak mau tau ya, pokonya kaka harus anterin Elsa dulu," gerutu Elsa.
"Bodoamat," ucap Reza dengan menjulurkan lidahnya mengejek Elsa.
Elsa semakin kesal dengan tingkah kakanya, tangannya kini sudah siap mengangkat garpu dan piso yang semula ia pakai untuk mengiris rotinya.
"ELSA!"
Elsa sontak menoleh ke arah pemilik suara tersebut, terlihat Citra sedang melangkahkan kaki menghampirinya. Sedangkan Reza yang semula tengah menatap Elsa tajam kini mengelus dadanya lega, selamat dari pukulan sang adik.
"Ada Ray jemput kamu," kata Citra dengan mengelus rambut putrinya.
"Hah?" Elsa terkejut dan terdiam sejenak mencerna ucapan dari mamanya.
"Ada Ray didepan sayang," jawab Citra mengulang kalimatnya kembali.
Elsa dengan segera meneguk habis segelas susunya, mengambil tas sekolahnya dan bergegas pergi keluar rumah. Reza dengan sangat jelas melihat adiknya merasa kebingungan, ia mengembangkan senyuman penuh kecurigaan dan menyusul Elsa secepatnya.
"Mau kemana kamu?" Tanya Citra, melihat Reza yang beranjak dari kursinya.
"Ke depan bentar mah," jawab Reza dengan memainkan kedua halisnya.
Citra menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak sulungnya yang selalu memiliki ribuan cara untuk menjaili adiknya.
Reza melangkahkan kakinya dengan menegakkan seluruh badannya, mencoba bersikap untuk terlihat lebih berwibawa. Reza mempercepat tempo langkah kakinya dan merangkul pundak Elsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle of Feelings
Teen FictionAku memang tidak mencintaimu, bahkan dengan lantangnya aku bisa mengatakannya. Tapi ... Mengapa aku merasa tidak suka ketika melihat mu dengan seseorang yang mungkin dia jauh lebih baik dariku bahkan bisa membahagaikanmu. ~ Jane Widiawati Kamu yang...