PART 9

118 23 76
                                    

Peringatan!
Maafkan typo yang bertebaran

----------------------

Ray melangkahkan kakinya menuju ruangan ternyamannya, apalagi jika bukan kamar pribadinya. Ray menggantungkan tas sekolahnya di pintu kamarnya, mengganti pakaiannya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Dengan menatap langit-langit kamarnya Ray beberapa kali menghembuskan nafasnya berat, pikiraannya kembali dibuat kacau.

"Jadi Jane beneran sama dia," ucap Ray kepada dirinya sendiri.

Ray dapat melihat dengan jelas, Jane melewatinya menuju parkiran sekolah bersama dengan mantan pacarnya yang kini sudah menjadi pacarnya kembali tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun.

Ray mengambil ponselnya, ia tidak sanggup melawan dan membohongi perasaannya sendiri. Ray mengetik sebuah pesan berharap ada sedikit kebahagiaan yang bisa ia dapat.

Raymon Gunawan
Jane?

Ray memejamkan kedua matanya berharap Jane mau membalas pesannya saat ini.

Drrtttt Drrtttt

Mendengar ponselnya menyala dengan segera Ray meraih ponselnya dan membuka pesan yang baru saja ia terima.

SMA BRAWIJAYA (345)

"Sial," kesal Ray ketika melihat pesan yang baru saja ia terima bukan dari seseorang yang ia tunggu.

Ray menghembuskan nafasnya kencang dengan terus menggenggam ponselnya.

Drtttt Drtttt

Ponsel Ray kembali bergetar, dengan malasnya Ray melihat ponselnya, merasa bahwa dirinya tidak memiliki banyak harapan untuk mendapatkan balasan dari seseorang yang ia harapkan. Namun, betapa terkejutnya Ray ketika melihat nama seseorang di layar ponselnya.

Jane
Apa lagi?

Dengan tidak merasa ragu sedikitpun Ray membalas pesan Jane dengan cepat.

Raymon Gunawan
Aku mau kita balik kaya dulu

Jane
Bisa gak si gak usah maksa
Sakit hati terus aku sama kamu

Ray memegang dadanya yang mendadak sesak dan sakit, entah keberapa kalinya ia meminta Jane untuk kembali kepadanya. Namun, semuanya hanya sia-sia dan tidak pernah membuahkan hasil yang baik. Ray melempar ponselnya dengan sembarangan.

Ray merasakan rasa sakit kesekian kalinya, rasanya ia ingin mengutuk dirinya sendiri saat ini juga. Jane yang sangat jelas sudah menyakitinya tapi entah mengapa hati dan pikirannya hanya tertuju kepada Jane, bahkan kontak Jane tidak Ray ubah sama sekali selepas keduanya berpisah.

Ray memejamkan kedua matanya secara perlahan, kenangan bersama Jane masih sangat jelas ia ingat di pikirannya. Bahkan Ray masih bisa melihat senyuman kebahagian Jane ketika masih bersamanya.

Salah satu Mall yang berdekatan dengan SMA Brawijaya menjadi saksi keduanya saat masih menjalin masa pacaran. Ray dan Jane hampir setiap hari menghabiskan waktu berdua disana, menikmati berbagai macam permainan di dalam Mall tersebut hingga Ray berhasil membuat Jane kalah dan mengerutkan wajahnya malas.

"Curang kamu," ucap Jane saat itu.

Ray tertawa puas, "Kalau kalah ya kalah aja."

"Udah ah malas," ucap Jane dengan mengerutkan wajahnya malas.

Circle of FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang