Chapter 2

431 50 6
                                    

Sebulan sebelum pernikahan, Ken Phiravich mengumpulkan semua anak dan istrinya di aula utama dan mengumumkan tentang pernikahannya dengan calon istrinya yang ketujuh.

Ia memberitahu nama dan umurnya dan semuanya tak bisa berkata apa-apa, kecuali Mean Phiravich yang langsung berdiri dan dengan terang-terangan tak mendukung keputusan ayahnya untuk menikahi sang perempuan.

Suasana di dalam aula menjadi sangat tegang. Pernikahan ini terbilang mendadak dan memberikan kesan dipaksakan. Mean Phiravich sangat kenal ayahya. Jika ia akan membawa calon ibu barunya, ia akan membawa sang perempuan untuk dipamerkan kepada semuanya paling tidak setahun sebelumnya.

Namun ketika menikahi Plan Rathavit, mengapa ayahnya tidak melakukan hal yang sama seperti saat ia akan menikahi istri-istri sebelum Plan. Hal itu ia kemukakan di depan semuanya dengan lantang.

Jawaban Ken sangat sederhana. Ia bilang bahwa cinta datang tiba-tiba dan ia tak ingin kehilangan Plan, oleh karena itu ia akan dengan segera menikahi sang perempuan.

Mean tak menyerah. Ia mengajukan alasan lain dan akhirnya mengatakan sesuatu yang menyinggung Ken, ayahnya.

"Ia perempuan tak jelas. Aku tahu dia karena kami satu kampus dan ia anak haram jadah yang tak jelas keturunan dan latar belakangnya sangat menjijikkan," hina Mean.

Dia sangat marah, ayahnya memilih musuh bebuyutannya ketimbang dirinya.

Ken melotot. Tanpa sadar ia menggebrak meja, membuat ibu Mean mengeluarkan suara dan meminta Mean untuk tak melanjutkan bicaranya.

"Jaga mulutmu, Mean! Atau kau akan menyesal!" ancam Ken.

Mean mengepalkan tangannya. Ayah dan anak ini sama-sama keras kepala.  Ia mengembuskan napasnya dan membalikkan tubuhnya kemudian berjalan menuju pintu keluar aula.

"Kau mau ke mana?" bentak ayahnya.

Mean menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya dan kemudian menatap tajam ayahnya.

"Suaraku tak berarti apa-apa untukmu. Jika kau memang menganggapku anakmu, kau tak akan mengabaikan aku," ujar Mean dengan nada menahan kemarahan.

Setelah itu, ia meninggalkan ruangan. Ken menyenderkan tubuhnya ke badan kursi dan menyimpan kedua tangannya di  bawah dagunya. Ia melirik ke arah Gong, orang kepercayaannya dan Gong tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

***
Mean berjalan di lorong dengan cepat dan memasuki kamarnya. Ia membanting pintu untuk menutupnya dan memukul meja belajarnya dengan keras.

Hatinya dipenuhi dengan amarah. Ia mengamuk, melempar barang-barang di atas meja dan menendang lemari sekuatnya. Ia berteriak kesal dan kemudian membantingkan dirinya ke atas ranjang.

Beberapa kali ia embuskan napas untuk mengontrol dirinya dan memejamkan matanya untuk membuat dirinya lebih tenang. Untuk beberapa waktu, ia masih dalam posisinya dan setelah ia merasa semuanya lebih baik, ia membuka matanya dan menatap langit-langit kamar.

Pikirannya melayang membawanya pada beberapa adegan pertemuannya dengan Plan Rathavit ketika mereka masih di SMA.

Semua orang tahu siapa Mean Phiravich. Cerdas, tampan, gagah, karismatik, dan kaya adalah beberapa kualitas yang bisa mendefinisikan dirinya. Ia berteman dekat dengan Perth Tanappon sebab pacarnya yang bernama Por adalah adik Mean yang beda satu tahun dengan mereka. Por, adik kelas Mean dan Perth.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE SEVENTH LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang