Ada setetes mata air yang ingin aku minum, itu hanya ada dalam kebeningan matamu. Dan perlahan aku ingin selalu menjaga mata air itu, agar tak ada orang yang mengotorinya. Aku tak mau ada ranting maupun daun kering jatuh pada mata air itu, aku ingin menjaga kesuciannya sebelum benar-benar aku reguk nikmatnya.
Mata air, bukan air mata. Jangan pernah kau mengeja kalimat-kalimat panas yang akan meluruhkan diriku pada kubangan rasa yang berbusa. Lebih baik kau diam saja, menunggu letihku mengeja masa yang berkalung mawar merah, dan tetaplah bersenda gurau dengan sisa diammu yang meragu.
Malang, 06-09 November 2009
KAMU SEDANG MEMBACA
gara-gara secangkir wajahmu aku tidak bisa tidur
Poetrywajah kekasih yang membuat mabuk kepayang