Anak Nakal

4 0 2
                                    

Bolehlah aku memanggilmu anak nakal, untuk menghibur hatiku yang kumal. Bolehlah aku menenuni canda pada tiap lekuk senyummu, walau mungkin kau anggap itu canda muram. Dan pada malam-malam penuh hujan, bolehlah aku menemani sisa kantukmu dengan ocehan-ocehan yang tidak karuan, sedikit saja sebelum kau benar-benar lelap dan hanyut oleh siul nada malam.

Masihkah aku bisa menetralkan suasana yang aku cipta dari sisa keluguanku, atau aku akan menyeruput ludah kentalku sendiri dan merasakan tiap nikmatnya yang membelai mesra sisa keluguan. Dan akhirnya aku tidak lagi lugu, namun menjadi benalu dalam lubuk hatimu yang tenang.

Malang, 24 November 2009

gara-gara secangkir wajahmu aku tidak bisa tidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang