Aku menyalakan lampu-lampu masa depan untuk mengajakmu menari salsa, menikmati malam pesta : hanya berdua. Tak ada orang tua yang meminta kita meminum masa lalunya, tak ada cincin emas yang akan meremas jemarimu. Hanya ada kita dan sepotong kue yang tersisa, ada gambar bibir kita disana. Dan kita melanjutkan adegan yang belum terselesaikan dengan gerakan-gerakan yang bergesekan, ada warna buram campur dendam yang melipat lengan orang tua kita.
Malang, 2009
KAMU SEDANG MEMBACA
gara-gara secangkir wajahmu aku tidak bisa tidur
Poetrywajah kekasih yang membuat mabuk kepayang