-tiga-

65 16 26
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sepulang sekolah, Gio langsung menuju ke rumah Eisha. Gio itu tipikal orang yang cukup kepo. Ia akan terus mengorek info sampai ia sendiri puas.

Netranya menangkap pekarangan rumah yang tidak terawat. Banyak tamanan mati, daun berjatuhan, cat rumah yang mengelupas pula.

"Rumahnya gede, tapi kok dia mulung, ya?" tanyanya pada angin lalu. Merasa bingung dengan keadaan Eisha. Ia mendiami rumah sebesar ini, tapi untuk makan saja ia mendapat dari hasil mulung di tempat sampah.

Gio mengerutkan dahinya berusaha mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. Namun, tak ada hal masuk akal yang dapat menjawabnya.

Gio turun dari motornya, dan mulai menginjakkan kaki di kawasan yang terkesan sangat horror menurut Gio.

"What? Gak di kunci?" Niatnya ingin mengetuk, tapi pintu tersebut malah terbuka sendiri saat kepalan tangan Gio menyentuhnya.

Merasa aneh dengan semua ini. Gio dengan lancang masuk ke dalam tanpa mengucapkan salam apapun. Derap langkahnya terdengar menggema di telinga Gio. Tak jauh di depan sana, Gio dapat melihat sebuah tangga. Namun, Gio tidak dapat melihat sampai ujungnya, karena tidak ada cahaya yang menerangi.

"Ni rumah sepi amat, dah."

Kreekk!

Brak!

Gio terperanjat kaget bukan main. Pintu yang tadi Gio lewati tertutup dengan sendirinya, membuat Gio benar-benar tak bisa melihat apapun. Tak ada ventilasi cahaya di rumah ini. Bahkan, Gio tak dapat melihat jari tangannya sendiri.

Keringat dingin mulai bercucuran. Gio merasa sedang uji nyali. Jantungnya berdebar tak karuan. Ia tak dapat membayangkan jika ada sesuatu yang terbang dari arah tangga yang terlihat sangat menyeramkan. Gio bergidik ngeri membayangkannya.

Namun, bukannya pergi atau apa, Gio malah berjalan menuju tangga dan menaikinya dengan hati-hati. Mengandalkan apa yang ia bisa untuk sampai ke atas sana. Emm, bego ya?

Ia meraba-raba sekelilingnya dan berhasil menggenggam sebuah daun pintu. Menariknya perlahan hingga terdengar suara decitan pintu terbuka.

Belum sempat Gio melihat apa yang ada di dalam, lagi-lagi dia dibuat terkejut karena pintu tersebut kembali tertutup seperti ada sesuatu yang mendorong di baliknya. Gio mengelus dada untuk menetralkan rasa keterkejutannya.

"A-ada o-orang?" gagap Gio. Namun, tidak ada sahutan sama sekali. Gio melotot. Perasaannya menjadi lebih tak enak. Apa yang mendorong pintu tadi adalah ... hantu?

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang