-tiga belas-

39 8 8
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ke lima Eisha bersekolah. Tak ada masalah, dan semua baik-baik saja. Eisha mulai bisa menikmati indahnya kehidupan sejak beberapa minggu ke belakang, sejak hadirnya Gio dalam hidupnya.

Pukul 10.15. Jam pelajaran olahraga, tapi sang guru tak kunjung datang. Lalu, betapa bahagianya saat KM memberi tahu jika hari ini kelasnya free. Tiga jam pelajaran ke depan. Cukup lama, dan semua orang bersyukur akan hal itu.

"Eisha, gue mau main baskter sama anak-anak. Lo mau ikut nontonin?" tawar Gio. Kebiasaannya jika jam pelajaran olahraga kosong ya main basket.

"Enggak deh. Ngantuk," balas Eisha lalu menguap singkat. Di dalam kelas hanya ada beberapa orang termasuk dirinya dan Gio. Semua orang tengah berada di lapangan. Jika tidak di lapangan, pasti kantin sedang dipenuhi oleh mereka..

"Ya udah. Kalau ada apa-apa, lo jangan segan minta bantuan ke yang lain, ya. Atau teriak aja sekenceng mungkin, gue pasti denger," ujar Gio panjang lebar. Eisha hanya mengangguk lemah. Selama sekolah, waktu tidurnya menjadi berkurang. Jadi, wajar saja bukan, jika Eisha merasa lelah di waktu yang terbilang masih pagi ini?

Gio melangkahkan kakinya keluar kelas lalu menuju ke arah lapangan. Beberapa temannya sudah menunggu termasuk Aye dan Oki. Mereka akan bertanding basket dengan kelas sebelah yang kebetulan juga tengah jamkos. Kelasnya Clarisa.

Eisha terlelap, namun kembali terbangun saat mendengar suara benda jatuh dengan keras.

"Lo yang bener dong kalau jalan, ah. Bantuin! Jangan diem aja!" Bukan hal besar. Hanya kedua teman kelas Eisha yang bersitegang karena salah satu dari mereka tak sengaja menjatuhkan meja sehingga timbul suara gaduh.

"Lo sih. Buru-buru amat. Belum juga mulai tandingnya," sewot salah satu dari mereka. Mereka terburu-buru karena ingin segera menyaksikan permainan Gio di lapangan. Gio yang keren.

Eisha menghela napas pelan. Kini hanya tinggal dirinya seorang di dalam kelas. Ia lantas tersenyum karena berpikir tidurnya akan nyenyak. Kembali menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangan yang ia letakkan di atas meja.

Beberapa menit berlalu. Eisha masih nyenyak dalam tidurnya. Hingga suara dobrakkan pintu kembali membuatnya terbangun dengan paksa.

"Ikut gue!"

Eisha yang belum sepenuhnya tersadar, tentu saja tersentak kala seseorang menariknya dengan kasar. Bahkan, hoodie nya sedikit robek terkena paku di dekat meja. Tidak sampai menampakkan kulitnya, karena hoodie itu sangat tebal.

Matanya masih saja terpejam. Namun perlahan terbuka karena sesuatu yang menyilaukan seperti memaksa masuk lewat kacamatanya.

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang