-empat-

53 13 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kebiasaan Eisha untuk mencari makan di tengah malam, tidak ia lakukan saat ini. Bahkan, dirinya kini tengah menikmati angin malam yang masuk lewat jendelanya. Memandang sang bulan tanpa bosan, dengan cemilan dan minuman kemasan dalam botol kecil menemaninya.

Ya. Pemberian Gio. Tadi, sekitar pukul satu dini hari, seperti biasa Eisha akan keluar rumah. Namun, saat pintu kamarnya terbuka, kakinya tak sengaja bertubrukan dengan sesuatu di lantai. Ternyata, itu adalah kresek berisi beberapa makanan yang Eisha yakini adalah pemberian Gio.

Jangan mulung lagi, makan aja ini semua, oke?

-Gio tampan

Kira-kira, begitulah kata-kata yang ada dalam secarik kertas yang Eisha temukan di dalam kantong keresek besar itu.

Sebuah pertanyaan melintas di kepala Eisha. Mengapa Gio bisa mengetahui jika ia suka mulung? Namun, tak terlalu Eisha pikirkan. Yang penting, malam ini perut Eisha terisi tanpa susah payah mencari makanan tak sehat.

Menyeruput minuman berjelly dengan santai, lantas bergumam, "Baik juga tuh orang."

Satu keripik masuk ke dalam mulutnya. Rasa itu tentu saja terasa asing bagi Eisha. Tapi, tak dapat ia pungkiri jika rasanya sangatlah enak.

"Tapi, gak ada orang yang bener-bener baik kalau gak ada maunya," lanjut Eisha lalu mengedikkan kedua bahunya tak peduli. Melanjutkan memakan cemilan malamnya yang terasa nikmat di lidah, kenyang di perut.

"Hoamm." Eisha menguap panjang. Dirinya sudah mengantuk lagi. Padahal, baru sekitar satu jam yang lalu ia terbangun dari tidurnya setelah kepergian Gio tadi sore.

Memang benar apa yang di katakan orang-orang. Eisha persis kelelawar. Tidur di siang hari, dan beraktivitas di malam hari. Namun, bedanya Eisha tidur tak kenal waktu. Baik itu siang maupun malam. Juga, paras Eisha tidak jelek seperti hewan noktural pemakan buah itu. Paras Eisha terlalu sempurna untuk dideskripsikan.

Berjelajah ke alam mimpi dengan keadaan perut kenyang sungguhlah kenikmatan yang tiada tara. Apalagi bagi seorang Eisha, gadis cantik yang sehari-harinya hanya tidur bangun tidur bangun tentu saja menjadi hal yang sangat indah.

Seperti biasa, jendela kamarnya ia biarkan tebuka. Membiarkan angin malam menusuk kulitnya perlahan dengan kedinginan yang tajam. Tapi tak apa. Hal itu tidak lebih buruk dari matahari.

***

"Heyoo! Siapa yang mau nyontek tugas biologi ama gue?" teriak Aye di depan kelas dengan lantang. Bukunya ia acungkan ke atas, membuat kaum anti-tugas mendadak bernyawa. Seakan, mereka baru saja mendapat suatu hidayah yang sangat besar.

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang