-delapan-

46 9 12
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ini ... serius?" tanya Eisha. Pandangannya terus saja tertuju pada penampilannya pagi buta ini. Celana training berwarna putih dengan atasan hoodie longgar berwarna abu-abu. Jangan lupakan masker, sepatu sports, sarung tangan, dan kacamata yang semuanya berwarna hitam. Tak ada sedikitpun celah yang menampakkan kulit yang terlihat. Terbayang? Semua itu baru dan diberikan oleh Gio.

"Serius. Ini yang paling aman. Lo suka kan? Cakep, kok, dipake ama lo. Cocok." Gio menilai penampilan Eisha pagi ini. Ia tidak bohong, Eisha memang terlihat cocok mengenakan pakaian yang Gio beri.

Eisha hanya diam. Ia tidak bisa memakai seragam sekolah karena memang tidak aman untuknya. Dan entah hidayah dari mana, Gio memberikan beberapa pakaian satu model padanya. Sebaik itu.

"Sekarang, kita sarapan dulu, ya," ucap Gio lantas mendudukkan dirinya seperti biasa. Di atas lantai.

Mengeluarkan dua bungkus nasi goreng yang masih hangat buatan mamanya. Memberikan salah satunya pada Eisha.

"Dimakan, ya. Dijamin enak. Masakan mama gue udah terakreditasi A," oceh Gio lalu mulai menyuapkan sesendok nasi pertama ke dalam mulutnya.

Eisha mengikuti apa yang Gio lakukan. Pagi buta mereka isi dengan sarapan ditemani beberapa obrolan ringan dan kebanyakan hanya ditanggapi oh, ya, enggak, hmm oleh Eisha.

***

Setelah beberapa menit, mobil yang Gio jalankan berhenti tepat di parkiran sekolah yang mulai ramai. Ya, pagi ini Gio membawa mobil kesekolahnya. Meninggalkan si jago merah berdiam diri di rumah. Keselamatan Eisha nomor satu.

"Gio. Gue malu," cicit Eisha. Sesekali ia mengedarkan pandangannya ke luar jendela. Suasana seperti itu, benar-benar terlihat asing.

"Gapapa. Ada gue. Ayo!" ajak Gio seraya keluar dari dalam mobil. Mengitari mobilnya lantas membukakan pintu penumpang untuk Eisha.

Meskipun ragu, Eisha akhirnya keluar dari dalam mobil seraya tertunduk. Belum genap satu menit, dirinya dan Gio kini telah menjadi pusat perhatian semua warga sekolah. Bisikan-bisikan juga dapat Eisha dengar. Eisha yakin, penampilannya yang berbeda membuatnya menjadi bahan omongan.

"Permisi, permisi," ucap Gio membuat orang-orang menyingkir untuk memberinya jalan. Tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Eisha, membawanya ke suatu tempat.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" seru orang di dalam sana. Ruangan dengan pintu bertuliskan R. Kepsek itu perlahan Gio masuki.

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang