-lima-

63 13 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Halo!" sapa orang di balik pintu kamar Eisha seraya mengetuknya dengan sangat kencang. Eisha yang sedang tertidur saja sampai terbangun karena suara ketukan yang sepertinya lebih pantas disebut gedoran itu.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Eisha berjalan malas ke arah pintu dan membukanya.

"Selamat sore. Makanannya ... lo suka, kan?" Gio berkata dengan semangat. Mendengar lawan bicaranya yang berkata cepat dengan nada semangat, membuat Eisha membuka matanya total.

"Eh? Ngapain disini?" tanya Eisha heran. Tak menunggu jawaban dari Gio, Eisha hendak kembali masuk untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.

Niatnya pupus. Gio menahan pergerakan Eisha dengan menarik tangannya. "Lo sibuk gak? Jalan-jalan mau?" Tak mau bertele-tele lagi, Gio langsung saja pada inti maksud tujuannya datang kemari.

"H-hah?"

"Ayo jalan!" ajak Gio, lagi.

"Gak!" tolak Eisha. Kembali berusaha masuk kamar tidurnya lagi.

"Ayo, lah. Sebagai tanda pertemanan kita, gue bakal traktir lo sepuasnya. Ajak lo main wahana apapun yang lo mau. Beliin apapun yang lo minta. Ya ya ya?" ujar Gio masih menggenggam pergelangan tangan Eisha.

"Gak!" Lagi-lagi kena tolak.

Sepertinya Gio tak bisa memaksa Eisha untuk ikut jalan bersamanya. Gio memutar otak mencari cara lain.

"Emm, yaudah bentar," ucap Gio lantas merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih berlogo apel tergigit miliknya.

"Kalau gitu, gue minta no handphone lo. Nih," pinta Gio seraya mengulurkan handphone nya pada Eisha. Sontak saja Eisha segera berbalik dan menutup matanya rapat-rapat.

"Jauhin, tolong," pinta Eisha seraya memunggungi Gio. Gio tentu saja dibuat heran dengan reaksi yang Eisha tunjukkan. Nada bicara Eisha juga berbeda dengan sebelumnya.

"Lo kenapa?" tanya Gio setelah memasukkan handphone nya kembali ke dalam saku.

"Sha, lo oke?" Tersirat sedikit nada khawatir melihat Eisha saat ini.

"Gapapa."

"Mata lo kenapa?"

"Mata gue sensitif sama cahaya."

"Sorry ya," ucap Gio tak enak hati. Merasa bersalah karena ulahnya membuat mata Eisha kini tampak memerah.

Eisha hanya mengangguk lantas berbalik memasuki kamar dan menutup pintunya dengan pelan. Gio tersenyum kecut. Banyak misteri yang tersimpan dan Gio bertekad akan mencari tahu semua itu.

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang