-enam belas-

33 8 10
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sudah dua hari Gio berangkat sekolah tanpa Eisha. Gadisnya itu masih harus memerlukan perawatan. Setidaknya sampai dua hari ke depan.

"Gue galau," keluh Aye. Tangannya ia jadikan penumpu dagu. Lalu menghela napas berat, kemudian menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangan di atas meja.

Gio dan Oki saling pandang dengan bingung. Aye tampak tidak semangat sedari pagi.

Jika kalian menebak di mana keberadaan mereka sekarang. Benar. Di kantin.

"Galau kenapa? Kucing lo lahiran lagi?" tebak Oki lalu menyeruput es kelapanya dengan santai.

"Apa alesan gue buat galauin kucing lahiran?" tanya Aye retorik. Menatap malas pada Oki lalu mengaduk sup buahnya tanpa minat.

"Jika kau butuh telinga 'tuk mendengar, bahu 'tuk bersandar, teman 'tuk berhutang. Pasti kau temukan aku di garis kolormu. Cerita sini," ucap Gio setelah bernyanyi dengan lirik yang ia ubah sedemikian rupa. Oki menoleh. "Bagus juga lagunya," puji Oki dengan terpaksa.

"Yakin lo pada mau dengerin gue?" tanya Aye memastikan. Bukannya merasa iba melihat wajah Aye yang terlihat memelas, Gio dan Oki rasanya ingin tertawa saja. Sayangnya, Gio dan Oki masih sayang pada Aye.

"Sok, mangga cerita," ucap Oki mempersilakan.

"Jadi ... gue dijodohin," lirih Aye. Air mukanya benar-benar terlihat menyedihkan. Memberi tahu kedua temannya tanpa basa-basi lagi.

"Hah?!" Kompak Gio dan Aye membulatkan mata. Aye, temannya yang masih polos ini harus dijodohkan?

"Entah jin apa yang rasukin papa gue. Tadi malem, tiba-tiba aja dia bilang kalau gue mau dijodohin," terang Aye menatap kedua temannya secara bergantian.

"Lo tau siapa ceweknya?" tanya Gio penasaran. Oki mengangguk menandakan jika ia juga ingin tahu.

"Gak tau. Nanti malem keluarga gue sama keluarganya dia bakal lunch," ucap Aye.

"Bego! Masa lunch malem? Dinner kali," cecar Oki lantas mengetuk pelan kepala Aye. Aye tentu saja meringis. Terkejut dan sakit bercampur menjadi satu.

"Biarin atuh. Manusia tempatnya salah dan lupa kalau lo gak inget," balas Aye. Mulai menyuapkan sesendok sup buah ke dalam mulutnya.

"Terus, lo terima? Lo setuju kalau lo dijodohin?" tanya Gio.

"Ya. Mau gak mau gue harus mau. Keputusan papa itu udah mutlak. Meskipun gue gak cinta sama cewek itu. Jangankan cinta, ketemu aja belum pernah."

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang