-lima belas-

40 8 11
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Siang, Gio. Happy national boyfriend day!" seru Clarisa dengan senang. Tangannya menjulurkan sebatang coklat dengan pita putih sebagai hiasan. Orang-orang kantin menatapnya dengan menahan tawa dan saling berbisik. Clarisa mengedarkan pandangannya pada orang-orang di sana. Memberikan tatapan mengancam hingga membuat kantin kembali menjadi hening.

"Anjir! Sejak kapan lo pacaran sama dia, Yo?" tanya Aye tak peduli jika notasi suaranya dapat membuat orang-orang menjadi kehilangan fungsi telinga.

"Haha. Gila dia," gumam Gio tak mempedulikan keberadaan Clarisa. Tangan Clarisa yang memegang coklat melayang begitu saja.

"Gio, ini coklatnya diterima, ya," ucap Clarisa berusaha sabar. Gio menerima coklat itu, tentu saja membuat Clarisa menjerit tertahan karena rasa senang yang tidak main-main.

"Nih, Ye. Lo abisin, ya," ucap Gio seraya menyerahkan coklat yang Clarisa berikan pada Aye. Clarisa total menganga. Benar-benar tidak dihargai.

"Waah! Makasih, ya. Ki, lo mau kagak? Bagi dua, oke?" tawar Aye. Oki tentu saja menerima dengan senang hati. Akhirnya, Aye dan Oki disibukkan dengan coklat.

Sedangkan, Gio sibuk dengan ponselnya yang menampilkan room chat bersama Mina. Membahas kabar Eisha yang katanya sudah lebih baik, membuat Gio melukis senyum.

"Halo, Ma?"

"Halo, Gio. Pulang sekolah nanti, kamu langsung ke sini aja, ya."

"Oke. Siap, Ma. Eisha lagi ngapain?" tanya Gio penasaran. Jantungnya sudah berdetak tak karuan. Sebenarnya, ia malu untuk menanyakan hal itu pada sang mama. Namun, tak apa.

Clarisa berusaha kerasa menekan kekesalan saat Gio menanyakan perihal Eisha. Clarisa menyimpulkan jika Eisha tidak baik-baik saja karena ulahnya kemarin. Apa peduli Clarisa.

"Ha–halo?"

"Eh, Eisha. Lo lagi ngapain?" Gio tak dapat lagi menahan senyum lebarnya kala ia mendengar suara Eisha di seberang sana.

"Makan buah," balas Eisha seadanya.

"Oh gitu. Ya udah, lanjutin ya. Ntar sore gue ke sana," ujar Gio masih mempertahankan senyumnya.

"Hm," gumam Eisha. Setelahnya, sambungan pun terputus.

Clarisa misuh-misuh. Lantas menghentakkan kakinya dan segera pergi meninggalkan kantin membuat orang-orang yang sedari tadi menahan tawa, tumpah saat itu juga.

Beautiful Noktural [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang