Pt. 4 - Melindungi Dia

160 17 2
                                    

"Nee L."

"Ya Kana?"

Pria itu berbalik untuk menatap gadis yang saat ini tengah berkutat di dapur. Bau manis menguar dari peralatan alumunium yang sudah dikukus adonan makanan favoritnya.

"Bukankah... berarti nyawaku dalam bahaya sekarang?"

"Uhuk!"

Pria yang sedang mengunyah pocky rasa coklat itu tersedak. Buru-buru Kana memberikannya segelas teh karena ia yakin si raven tidak akan pernah mau meminum air putih. Setelah bebas dari kematian dadakan, manik hitam bulatnya menatap Kana tajam membuat gadis itu memundurkan tubuhnya. Sayang sekali, tapi lengannya sudah ditangkap lebih dulu.

"!"

Kana meringis saat merasakan punggungnya berhantam langsung dengan dinginnya meja dapur. Belum sempat ia membenarkan posisi, sang dominan sudah lebih dulu diatasnya.

Si charcoal menenguk salivanya susah payah saat mendapati poni panjang menutupi hingga sebagian wajah, membuat Kana tidak yakin apa yang dirasakan pria itu sekarang, tetapi satu hal yang ia yakini. Suasana saat ini membuat tulang punggungnya dingin mengigil.

"I will protect you."

"H-huh?"

"I will protect you from, Kira. I won't let them touch you. I promise." Senyuman lembut terulas dibibir pria pucat berkantung mata hitam, membuat Kana merasakan gemelitik. Suara itu begitu lembut, kalimatnya terasa tulus dan manis. Dan Kana yakin, L mengatakan itu dengan segenap hatinya.

Tanpa sadar, air mata menggenangi kelopak. Lengan Kana terulur, menangkup wajah pucat L yang saat ini menikmati sentuhan dari gadisnya. Ibu jari mengusap pelan kulit yang bersentuhan dalam gerakan memutar. Sebelum akhirnya sang Hawa melingkarkan kedua tangannya dileher sang Adam. "I'll protect you too."

Pria itu tersenyum semakin lebar. Ia memejamkan mata dan mendekap erat sosok itu. Kening mereka saling bersentuhan, menikmati momen indah yang hanya berlangsung sebentar dalam kondisi seperti ini.

"Let's protect each other."

~~~

"Destiny"

Sebuah kisah sederhana yang menceritakan mereka yang bertemu karena takdir, namun dipisahkan oleh maut.

Sebuah kisah sederhana yang menceritakan mereka yang bertemu karena takdir, namun dipisahkan oleh maut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Tadaima. Hhh..."

"Kenapa mendesah lelah begitu, Raye?" Tanya sosok yang segera menghentikan kegiatan membaca novel untuk membunuh waktu, lalu bangkit membuatkan minuman dan mendengarkan keluh kesah calon suaminya.

"Oh... Tadi busku dibajak."

Gerakan wanita itu sempat terhenti. Tapi ia terus dengan sabar mendengarkan seksama cerita tunangannya. Pikirannya tetap bekerja memvisualisasikan apa yang terjadi, "Apa kamu juga di bus itu?"

Destiny || 𝓓𝓮𝓪𝓽𝓱 𝓝𝓸𝓽𝓮 𝓕𝓪𝓷𝓯𝓲𝓬 (Under Revision!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang