Matahari sudah tenggelam, namun pekerjaan yang mereka lakukan belum selesai. Terutama karena kepolisian Jepang memutuskan membuat markas khusus penyelidikan untuk Kira.
2 hari berlalu semenjak penyelidikan pertama dimana mereka mengetahui waktu kematian korban. Namun tepat hari ini, 23 orang mati karena serangan jantung dalam waktu 24 jam. Yang artinya 1 korban setiap jamnya. Mereka
yang tewas bertempatkan di penjara, tepat dimana para sipir dapat langsung menemukan mayatnya. Apakah ini kebetulan? Tentu saja tidak.Tim mulai rusuh satu sama lain tentang perkiraan L mengenai si pelaku adalah pelajar, salah total. Rasa percaya mereka pada detektif nomor 1 mulai goyah.
"Ada yang tidak beres..."
Sang gadis yang merasakan radar kegelisahan atasannya berbunyi, langsung mengangkat kepala dari benda elektronik yang dipegang. Dikeremangan, bibir L sedang komat-kamit, pertanda ia mencocokan teori dengan laporan penyelidikan barusan.
"Masalah?"
L hanya mengangguk untuk menanggapinya. Si gadis membentuk bibirnya menjadi bulat. Memulai pekerjaannya yang sempat terabaikan tapi pikirannya tak berhenti untuk berproses. "Berapa persen kemungkinan anggota kepolisian adalah Kira?"
"2%"
"Cukup tinggi..."
Manik L mengintip isi layar laptop milik Kana. Berbagai tombol ditekan, mengeluarkan berbagai website yang dirinya sendiri kurang mengerti. "Mereka menuduhmu karena tak kompeten, kan?"
"...Ya."
"See? I told you not to join."
"Kita kekurangan tenaga, Kana. Untuk saat ini, inilah pilihan terbaik--"
"Kenapa tiba-tiba?!"
"Destiny"
Sebuah kisah sederhana yang menceritakan mereka yang bertemu karena takdir, namun dipisahkan oleh maut.
Pembicaraan mereka berdua terputus, mendapati komputer yang berlaku sebagai kamera pengawas menampilkan ketiga sosok polisi berwajah tegang sedang menghadap pimpinan.
"L tidak pernah menunjukkan nama serta wajahnya tapi justru memerintahkan kami untuk mencari tahu soal korban. Kami bisa saja terbunuh oleh Kira karena itu. Ini tidak adil serta berisiko tinggi. Itu sebabnya kami ingin dikeluarkan. Permisi dan terima kasih banyak."
"H-Hei! Tunggu sebentar."
Kedua orang yang melihat drama live itu terdiam. Atau lebih tepatnya hanya satu dari mereka yang menonton, sedangkan yang lain memunggungi layar."Pilihan terbaik my ass..." Desah Kana. Dia berbalik, menatap punggung L yang sepertinya sedikit frustasi dengan keadaan. "They have a point, L. But they will never ever know the risk of being the world greatnest detective. Hanya tinggal menunggu 1-2 orang yang akan tetap bertahan dari sekian banyak tim penyelidikan. Karena rasa percaya yang minim serta kecurigaan memecah kita dengan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || 𝓓𝓮𝓪𝓽𝓱 𝓝𝓸𝓽𝓮 𝓕𝓪𝓷𝓯𝓲𝓬 (Under Revision!!)
FanficKebenaran? Siapa yang peduli dengan itu? Benar untukku belum tentu benar untuknya, begitupula sebaliknya. Arti benar itu sendiri juga sudah tercampur hingga bentuknya menjadi abu-abu. Sayang sekali atau memang nasibku selalu sial, aku bertemu dengan...