Author's Note:
Pertemuan Light sama Naomi si mantan FBI gak aku tunjukin, yah. Karena setelah kupikir-pikir, itu panjang banget dan terlalu banyak percakapannya.°°°
Biip...
L melirik dari sudut matanya saat gadis bersurai sama dengan dirinya menekan benda mungil yang berada ditelinga. Ia terlihat membicarakan sesuatu dengan orang lain. L yakin itu bukan Watari.
"Gomen L, tetapi mereka mengatakan sudah memperbaiki mesinnya. Aku harus segera mengambil jika dokumennya ingin segera selesai. Kamu tidak apa kutinggal?" Tanya Kana sudah berbalik menatap sang pria yang tentu saja memperhatikan gerak geriknya. Terlihat desahan nafas keluar dari lubang hidungnya membuat Kana merasa bersalah. Belum sempat gadis itu membuka mulut untuk membatalkan, L sudah memotong lebih dulu.
"Saya tidak apa. Pergilah."
"Beneran?"
L mengangguk sekali lagi sebelum tersenyum tipis, "Pergilah. Lebih cepat lebih baik."
Kana mengangguk. Ia segera menarik kupluk hoodie hitamnya. Masker juga sudah melekat untuk menutupi sebagian wajah. "Aku akan kembali secepatnya. Ittekimasu."
"Itterashai."
~~~
"Destiny"
Sebuah kisah sederhana yang menceritakan mereka yang bertemu karena takdir, namun dipisahkan oleh maut.
~~~
"L desu."
Bibir terbuka dan mata melotot adalah ekspresi yang tepat untuk menggambarkan wajah para tim penyelidik dari markas kasus Kira. Ketidakpercayaan pada sosok yang disebut detektif nomor 1 itu melonjak tinggi.
Hey, detektif yang mereka bayangkan itu seperti Sherlock Holmes bukan pria berkantung mata tebal bagai panda, berkulit putih pucat seperti vampire yang kekurangan jus darah. Postur tubuhnya juga berantakan. Apa-apaan tulang punggung yang bungkuk itu. Dan kemana sepatunya?! Kenapa dia bertelanjang kaki? Lalu apa-apaan wajah datar tanpa ekspresi itu? Apa rambutnya tak pernah disisir? Kenapa ia seperti manusia purba yang baru saja keluar dari gua?
Kira-kira seperti itulah percakapan dalam kepala para tim.
Sadar dari khayalan mimpi yang sulit diterima dan juga masih mempunyai tanggung jawab besar, si pimpinan lebih dulu menyudahi kecanggungan mereka. "Saya Yagami, Inspektur dari Kepolisian Nasional Jepang."
Melihat pimpinan mereka sudah memperkenalkan diri, mereka juga ikut mengeluarkan kartu identitasnya dan menyebutkan nama masing-masing. Namun bukannya sambutan selamat datang hangat yang diterima atau hormat atau respect, melainkan hal lain membuat mereka merasa orang di depannya hanya main-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny || 𝓓𝓮𝓪𝓽𝓱 𝓝𝓸𝓽𝓮 𝓕𝓪𝓷𝓯𝓲𝓬 (Under Revision!!)
FanfictionKebenaran? Siapa yang peduli dengan itu? Benar untukku belum tentu benar untuknya, begitupula sebaliknya. Arti benar itu sendiri juga sudah tercampur hingga bentuknya menjadi abu-abu. Sayang sekali atau memang nasibku selalu sial, aku bertemu dengan...